DKPP Sumenep Lakukan Operasi Pengawasan Masif, Libatkan 54 Petugas di 27 Kecamatan – Deteksi Dini Cegah Wabah

Suaranusantara.online

SUMENEP – Dalam langkah tegas memastikan keamanan pangan hewani menjelang Idul Adha 1446 Hijriyah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep melaporkan hasil menggembirakan: nol kasus penyakit serius terdeteksi pada populasi ternak hingga 24 Mei 2025.

Chainur Rasyid, Kepala DKPP Sumenep, dengan tegas menyatakan bahwa operasi surveillance yang telah berjalan tiga minggu ini membuktikan efektivitas sistem early warning yang diterapkan dinas.

“Dari 15.847 ekor ternak yang telah diinspeksi di seluruh Sumenep, tidak satupun menunjukkan gejala penyakit menular strategis seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku-Red), Anthrax, atau SE,” ungkap Chainur dengan nada percaya diri dalam konferensi pers di kantor DKPP, Jumat (24/5/2025).

Data lapangan menunjukkan bahwa operasi “Ternak Sehat” yang melibatkan 54 petugas inseminator dan dokter hewan telah menyisir 1.200 lokasi peternakan di 27 kecamatan. Tingkat partisipasi peternak mencapai 98%, jauh melampaui target awal 85%.

Inovasi terbaru DKPP adalah penggunaan aplikasi mobile “SiTernak Sehat” yang memungkinkan pelaporan real-time dari lapangan. Setiap petugas dilengkapi tablet untuk input data kondisi ternak, gejala klinis, dan dokumentasi visual yang langsung terintegrasi ke sistem pusat.

“Dalam 30 menit, kami bisa mengetahui ada tidaknya anomaly di seluruh kabupaten. Ini revolusi dalam pengawasan kesehatan hewan,” tegas Inung, sapaan akrab Chainur Rasit

Meski angka nol penyakit serius patut disyukuri, DKPP mengidentifikasi tiga potensi risiko yang memerlukan kewaspadaan tinggi:

Kelembaban tinggi pasca hujan sporadis menciptakan kondisi ideal pertumbuhan mikotoksin pada jagung dan dedak.

Konsentrasi ternak tinggi di pasar hewan menjelang Iduladha meningkatkan risiko transmisi penyakit.

DKPP telah mengaktifkan tim rapid response yang terdiri dari dokter hewan, ahli epidemiologi, dan teknisi laboratorium. Tim ini siap bergerak maksimal 2 jam setelah laporan masuk dengan peralatan diagnostik portable.

“Kami tidak menunggu masalah datang. Setiap laporan ditindaklanjuti dengan investigasi komprehensif dalam golden time 48 jam,” ujar Dr. Siti Maryam, Koordinator Tim Kesehatan Hewan DKPP.

Sebagai bentuk akuntabilitas, DKPP menerbitkan dashboard monitoring harian yang dapat diakses masyarakat melalui website resmi. Dashboard ini menampilkan:

– Jumlah ternak yang diinspeksi per kecamatan
– Status kesehatan terkini
– Lokasi distribusi hewan kurban terverifikasi
– Alert system untuk area berisiko

“Sumenep berkomitmen menyediakan hewan kurban berkualitas premium untuk ibadah umat. Setiap ekor yang beredar telah melewati quality assurance berlapis,” pungkas Inung sambil menunjukkan sertifikat sehat elektronik yang akan menyertai setiap hewan kurban.

Dengan sistem terintegrasi ini, DKPP menargetkan zero incident hingga pelaksanaan Iduladha, menjadikan Sumenep sebagai benchmark pengawasan kesehatan ternak nasional.

(GUSNO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *