Pangkalpinang, 19 Juni 2025 —
Kegiatan simulasi diawali dengan suasana kondusif yang menggambarkan proses Pilkada berjalan normal, mulai dari pengamanan kantor KPU, masa pendaftaran pasangan calon, hingga tahapan penetapan hasil pemungutan suara. Namun, skenario tiba-tiba berubah menjadi krisis saat digambarkan salah satu pasangan calon tidak menerima hasil penghitungan suara dan memicu amarah pendukungnya.
Massa mulai melakukan aksi unjuk rasa, yang kemudian berkembang menjadi tindakan anarkis, termasuk pembakaran ban dan upaya penyerangan ke kantor KPU Pangkalpinang. Dalam simulasi tersebut, aparat dari berbagai satuan seperti Dalmas, Sabhara, hingga Brimob bergerak cepat menanggulangi kerusuhan dan mengamankan situasi.

Kendaraan taktis seperti water cannon, kendaraan pengurai massa, dan tim negosiator juga diturunkan untuk menunjukkan koordinasi penuh dalam penanganan kontinjensi.








