Camat Sukaraja, Ria Marlisa (tengah)
Suaranusantara.online
KABUPATEN BOGOR – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kecamatan Sukaraja meraih peringkat pertama dalam Lomba Cipta Menu (LCM) Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) untuk kategori Isi Piringku Tingkat Kabupaten Bogor Tahun 2025.
Lomba ini digelar Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bogor, di Gedung Tegar Beriman, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Rabu (30/7/2025).
Perasaan suka-ria menyelimuti peserta lomba dari Kecamatan Sukaraja, ketika tim juri dalam pengumumannya menyebut Kecamatan Sukaraja sebagai peraih peringkat pertama.
Terbukti TP PKK Desa Sukaraja yang mewakili Kecamatan Sukaraja dapat menunjukkan kemampuannya “menyingkirkan” peserta lomba lainnya dari TP PKK Kecamatan se Kabupaten Bogor.
Pada lomba, peserta unjuk kebolehannyan dalam menyajikan olahan pangan lokal seperti singkong, talas, pisang, ubi, dan aneka sayuran menjadi menu sehat dan kreatif.
Menurut Camat Sukaraja, Ria Marlisa, S.STP, M.SI keberhasilan meraih peringkat pertama tersebut merupakan hasil dari persiapan yang baik dan evaluasi yang matang sebelumnya.
Mereka, lanjut Ria, sebelumnya telah diberi pemahaman tentang kisi-kisi agar dapat membantu dalam meningkatkan kualitas dan mencapai hasil kesuksesan yang maksimal.
“Karena sebelumnya kami sudah mengadakan kegiatan lomba di kecamatan dan pemenangnya Desa Sukaraja. Jadi memang yang berpotensi lah yang hari ini menang dan ini dibuktikan di tingkat kabupaten kita berhasil meraih peringkat satu,” jelas Ria kepada media Suaranusantara.online. “Itupun sudah melalui evaluasi dan sosialisasi sebelum lomba. Tentu kisi-kisinya juga sudah disampaikan”.
Lebih lanjut, Camat Sukaraja menjelaskan, bahwa hampir setiap tahun di kecamatan mengadakan lomba olahan pangan non-beras seperti ubi, jagung, dan singkong.
Karena, masih kata Ria, kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi pangan dan pemanfaatan bahan lokal.
“Potensi kita (wilayah) adalah pertanian, ubi dan jagung dan juga ada singkong. Jadi memang dari olahan itu kami hampir setiap tahun kecamatan mengadakan lomba olahan pangan non beras dari ubi, dari jagung, dari singkong,” ujar Ria.
Tujuannya adalah, ungkap Ria, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan pangan tertentu, seperti beras, dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, seperti tanaman pekarangan. Ini dapat membantu meningkatkan diversifikasi pangan, mengurangi biaya hidup, dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Selain itu, juga dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
“Mengurangi makan berbahan beras dan juga untuk lebih memanfaatkan tanaman pekarangan. Ubi itu kan gampang kita tanam di pekarangan. Setelah itu bisa lebih diberdayakan dengan program Dinas Ketahanan Pangan, seperti ada SELASA MASASI (Mari Makan Singkong) yang memang kita setiap hari itu harus makan singkong,” tutup Ria.
(mardioto)








