SUARANUSANTARA ONLINE // Kota Medan Sumatera Utara – Proyek pemasangan U-Ditch (beton saluran pengairan – drainase) di jalan Bahagia By Pass, Sudirejo II, kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara, yang sudah berjalan hitungan bulan betapa tak ramah lingkungan.
Selain membuat lingkungan berdebu, dan jika hari hujan tanah galian parit yang berada di bahu kanan kiri jalan menjadi becek dan licin.
Ini memungkinkan bisa terjadi kecelakaan bagi para pengendara dan jelas membuat tidak nyaman para pengguna jalan.
Selain itu pipa air PDAM yang mengalir ke rumah-rumah warga terputus, tidak segera diambil tindakan,hingga mengganggu aktivitas warga terganggu.
Tiba pada giliran beko mengeruk parit, sisa tanah galian menghalangi pemukiman warga, yang tak segera untuk dirapihkan, menutupi akses pemukiman termasuk deretan ruko sebagai aktivitas ekonomi warga setempat.
Tak terkecuali parit di depan komplek Villa Bahagia, di lokasi proyek yang sama, setelah excavator mengeruk parit di depan pintu gerbang komplek, dan memutus geladak (titian beton parit depan komplek), pukul 17.00, Kamis (21/12), pipa PDAM terputus, berakibat matinya aliran air ke pemukiman komplek.
Ini hal yang tak bisa dianggap enteng, pasalnya, prilaku kontraktor (pelaksana proyek) terkesan tak ramah terhadap lingkungan, ada semacam tak miliki wawasan lingkungan sebagai dasar pelaksanaan pembangunan.
Di lain sisi, semestinya warga berinisiatif memantau para pekerja proyek karena undang-undang memberikan hak gugat pada masyarat atas pembangunan.
Menikmati suasana lingkungan yang layak, teratur, baik, aman dan tenang merupakan hak setiap orang.
Dari aspek legalitas-formal hal itu merupakan amanat Pasal 5 Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman dan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dari total 130 paket proyek drainase yang digarap pada 2023 oleh Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Medan, seyogyanya dikaji ulang.
Salah seorang warga yang ditanyai awak media, merasah sangat lah geram dengan cara-cara kerja para operator excavator yang seolah tanpa mandor itu.
“Sopir bekonya main hantam saja, sampai pipa PAM putus,” ungkapnya.
” Harusnya ada konfirmasi dulu dengan pihak warga komplek pas mau mulai kerja, apa ada pipa air atau ngga,” imbuh warga yang lain.
Sampai hari berikutnya, Jumat (22/12), pukul 08.31 warga komplek Villa Bahagia, masih mengeluhkan matinya aliran air PDAM lantaran pipa yang terputus paksa karena pekerjaan proyek pemasangan U-Ditch di depan komplek tersebut.
PEWARTA : ROBIN SILALAHI