Rektor UBB: Wisuda Adalah Awal, Bukan Akhir

Balunijuk, Bangka Belitung –

Universitas Bangka Belitung (UBB) kembali menggelar prosesi wisuda ke-33 pada Kamis (17/4/2025) di Balai Betason, Kampus Gedung Perkuliahan dan Laboratorium Terpadu. Sebanyak 364 lulusan dari lima fakultas resmi dikukuhkan sebagai sarjana dan magister.

 

Adapun rincian lulusan terdiri dari Fakultas Sains dan Teknik (82 orang), Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Kelautan (83 orang), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (99 orang), Fakultas Hukum (47 orang), serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (53 orang).

 

Rektor UBB, Prof. Ibrahim, dalam sambutannya menekankan bahwa setiap perjalanan akademik memiliki tantangan tersendiri, baik bagi mereka yang lulus tepat waktu maupun yang menempuh pendidikan hingga 14 semester.

 

“Proses panjang itulah yang membentuk ketangguhan dan kesiapan menyongsong masa depan,” ujar Prof. Ibrahim.

 

Ia juga memberi apresiasi khusus kepada mahasiswa pascasarjana yang berhasil membagi waktu antara tanggung jawab sebagai orang tua dan pelajar. Bahkan, menurutnya, ada yang hampir diwisuda bersamaan dengan anaknya sendiri.

 

“Ini bukti nyata bahwa semangat belajar tidak mengenal usia. Tanggung jawab bukan alasan untuk berhenti berkembang,” tambahnya.

 

Lebih lanjut, Prof. Ibrahim mengingatkan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Ia mengajak para lulusan untuk terus terbuka terhadap perubahan, membangun jiwa pembelajar, serta menjunjung tinggi nilai kejujuran dan integritas.

 

“Kita boleh salah, tapi tidak boleh berbohong. Gelar akademik bukan sekadar simbol, melainkan tanggung jawab moral,” tegasnya.

 

Menutup sambutannya, Rektor UBB mengingatkan pentingnya menjaga nama baik almamater. “Apa pun yang Anda lakukan nanti akan mencerminkan siapa Anda, dan siapa kita sebagai keluarga besar UBB,” pungkasnya.

 

Perwakilan wisudawan, Elsa Floren dari Program Studi Manajemen FEB, dalam pidatonya menyampaikan bahwa pengalaman belajar di UBB tak hanya berasal dari ruang kuliah, tetapi juga melalui dinamika organisasi dan interaksi sosial yang membentuk karakter.

 

“Gelar akademik adalah amanah. Kami harus terus menjadi pribadi yang adaptif, solutif, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Elsa juga mengutip filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai penutup: Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ia mengajak seluruh lulusan untuk terus menjadi teladan dan menjaga nama baik UBB di mana pun berada. (UBB)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *