Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kalianget Lalai dalam Tugas

Nahkoda Gusti dengan pihak Media dan perwakilan penumpang

Suaranusantara.online

KALIANGET, SUMENEP – Ratusan penumpang Kapal Perintis Sabuk Nusantara 91, yang sangat diandalkan masyarakat kepulauan Terpencil, Terdepan, Terbelakang, dan Perbatasan (3TP), harus menelan pil pahit kekecewaan dan kepanikan akibat dugaan kelalaian fatal Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kalianget.

Keterlambatan sandar kapal hingga dua jam membuat penumpang merasa terkatung-katung, bahkan seorang pasien dari Kepulauan Sapeken, Provinsi Jawa Tinur dikabarkan dalam kondisi kritis dan sangat membutuhkan bantuan medis segera.

Kapal Sabuk Nusantara 91, sebuah kapal milik PT. PELNI (BUMN), memulai pelayaran dari Pelabuhan Sapeken pada Jumat, 30 Mei 2025, sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah berlabuh di Pelabuhan Batu Guluk, Kangean, pada Jumat sore pukul 18.00 WIB, kapal melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Kalianget pada pukul 20.00 WIB. Estimasi waktu sandar di Kalianget seharusnya adalah pukul 07.00 WIB, Sabtu, 31 Mei 2025.

Namun, harapan Nahkoda Kapal Sabuk Nusantara 91, Gusti, dan seluruh penumpang sirna. Alih-alih sandar tepat waktu, kapal justru terparkir di sebelah selatan pelabuhan Kalianget, tak bergerak, hingga dua jam kemudian.

Penumpang yang berjumlah lebih dari 200 orang, mayoritas berasal dari Kepulauan Sapeken dan Pulau Kangean, mengeluhkan ketidakpastian dan molornya jadwal ini. Bagi penumpang dari Sapeken, ini berarti mereka sudah lebih dari 24 jam berada di dalam kapal.

Kepanikan memuncak ketika diketahui bahwa di dalam kapal terdapat seorang pasien dari Kepulauan Sapeken yang membutuhkan penanganan medis segera.

Kondisi pasien yang semakin memprihatinkan atau bahkan sekarat, menambah kegelisahan seluruh awak kapal dan penumpang.

Konfirmasi yang berbelit dan jawaban tak pasti sekitar pukul 07.18 WIB, media ini berupaya mengkonfirmasi Kepala Syahbandar Kalianget, Azwar Anas, mengenai kendala yang menyebabkan kapal tidak bergerak ke pelabuhan, mengingat banyaknya keluhan penumpang, terutama keluarga pasien. Azwar Anas awalnya menjawab akan mengkonfirmasi kepada anggotanya karena dirinya tidak berada di kantor, mengingat hari libur.

Pukul 07.30 WIB, Azwar Anas memberikan jawaban singkat melalui pesan WhatsApp, “Sebentar lagi sandar pak.”

Namun, kenyataannya kapal tetap tidak bergerak hingga pukul 08.10 WIB. Baru pada pukul 08.10 WIB, Azwar Anas kembali menginformasikan bahwa kapal “Sudah bergerak masuk pelabuhan.” Meskipun demikian, kapal baru benar-benar sandar sekitar pukul 09.00 WIB.

Karena kapal tak kunjung bergerak, pihak media dan perwakilan penumpang akhirnya naik ke anjungan untuk mengkonfirmasi langsung kepada Nahkoda Gusti dan beberapa kru kapal.

Dari Gusti, terungkap bahwa terjadi “drobel” atau masalah koordinasi. Ternyata, ada Kapal Bung Tomo/Perintis tujuan Masalembu yang jadwal keberangkatannya belum jelas, serta jadwal keberangkatan Kapal Bahari Express ke Pelabuhan Batu Guluk Kangean pada pukul 09.00 WIB.

Para penumpang yang sebelumnya menyalahkan pihak kapal atas keterlambatan, akhirnya memahami situasi setelah Gusti menjelaskan bahwa pihaknya sebelum berangkat ke Kalianget sudah melakukan monitor dan menginformasikan kepada pihak Syahbandar bahwa kapal akan tiba sekitar pukul 07.00 WIB.

Insiden ini secara terang benderang menyoroti dugaan kelalaian pihak Syahbandar Kalianget dalam menjalankan tugasnya. Mengingat Syahbandar memiliki kewenangan luas, termasuk melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah lain di pelabuhan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, ketiadaan koordinasi yang efektif ini sangat disayangkan.

Kelalaian ini berdampak langsung pada kenyamanan dan keselamatan ratusan penumpang, serta memperburuk kondisi pasien yang membutuhkan pertolongan medis segera.

Masyarakat menuntut adanya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja KSOP Kelas IV Kalianget guna memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari, terutama mengingat vitalnya peran kapal perintis bagi masyarakat di wilayah 3TP.

(GUSNO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *