Suaranusantara.online – Makassar, 3 April 2025 – dr. Muhammad Ihsan Kitta,M.Kes., Sp.OT(K) , dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, mendapat mandat khusus dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk bertugas di Myanmar dalam misi kemanusiaan.
dr Ihsan, yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Emergency Medicine FK Unismuh, tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) Indonesia. Tim ini dikirim untuk membantu korban gempa bumi yang melanda Myanmar pada 28 Maret lalu.
Penugasan dan Peran di Lapangan
Penugasan ini tertuang dalam surat resmi Kementerian Kesehatan dengan nomor KK.02.03/A.X/1279/2025, tertanggal 1 April 2025. Ihsan Kitta merupakan salah satu dari 35 tenaga medis dan kesehatan pilihan yang tergabung dalam EMT Tipe 1 Fixed. Mereka bertugas memberikan layanan kesehatan darurat di wilayah terdampak gempa.
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo tersebut telah menyebabkan lebih dari 1.600 korban jiwa dan melukai lebih dari 3.000 orang. Pemerintah Myanmar, melalui jalur diplomatik resmi, meminta bantuan internasional, termasuk dari Indonesia.
Dukungan dari FKIK Unismuh
Dekan FKIK Unismuh, Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, Sp.GK (K), membenarkan kabar penugasan Ihsan Kitta. “Benar, dr. Ihsan telah bergabung dengan tim medis dari Indonesia dan saat ini sedang menjalankan misi kemanusiaan di Myanmar,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (3/4/2025).
Menurut Prof. Suryani, keikutsertaan Ihsan Kitta merupakan kebanggaan bagi institusi dan menjadi wujud nyata kontribusi sivitas akademika dalam aksi kemanusiaan lintas negara. “Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi di level internasional dari visi dan misi FKIK Unismuh Makassar, khususnya dalam membangun jejaring dan kontribusi global,” tambahnya.
Pertemuan dengan Ketua Umum PMI
Selama bertugas di Myanmar, Ihsan juga berkesempatan bertemu dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammad Jusuf Kalla, yang turut berada di lokasi dalam misi kemanusiaan serupa. “Mereka sempat berdialog singkat mengenai koordinasi bantuan dan kondisi lapangan,” ungkap Prof. Suryani.
Durasi Misi dan Pendanaan
Tim EMT Indonesia dijadwalkan bertugas selama 14 hingga 30 hari. Seluruh pembiayaan misi ini ditanggung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tim terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, hingga tenaga logistik yang siap memberikan bantuan bagi para korban gempa di Myanmar.
Dengan keterlibatan tenaga medis dari FKIK Unismuh Makassar, diharapkan misi kemanusiaan ini dapat memberikan dampak signifikan dalam pemulihan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah terdampak bencana. Kehadiran mereka juga menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam membantu negara sahabat di saat krisis.