BANGKA BARAT — Keluhan warga Dusun Jelitik, Desa Ibul, Kabupaten Bangka Barat, terkait kebun sawit yang kerap terendam air hampir sebulan terakhir, belum mendapat respons konkret dari PT Bukit Permata Estate (BPE) — anak perusahaan Sinar Mas Group — maupun Pemerintah Kabupaten Bangka Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Sabilan, warga yang akrab disapa Ilan, mengatakan kondisi lahan masyarakat semakin parah setiap hujan deras mengguyur. Ia menilai banjir yang terjadi bukan semata faktor cuaca, melainkan akibat pengelolaan saluran air perusahaan yang tidak tepat.
“Kanal yang dibuat tidak benar, jadi air buangan dari kebun perusahaan malah mengalir ke kebun kami,” ujar Ilan, Selasa (…).
Menurutnya, persoalan tersebut sudah lama dikeluhkan warga, namun belum direspons serius. Situasi makin memburuk setelah adanya pembangunan kanal baru di area perkebunan perusahaan.
“Dulu memang sering terendam, tapi sekarang lebih parah. Sejak ada kanal baru, air makin banyak masuk ke kebun kami,” ucap Ilan.
Genangan berkepanjangan menyebabkan sejumlah pohon sawit milik warga mati dan sebagian lainnya mengalami penurunan produktivitas. Warga meminta pemerintah daerah turun tangan memberikan kepastian dan solusi.
Perusahaan dan Pemerintah Belum Beri Kejelasan
Tim media ini telah mencoba menghubungi Asisten Kepala PT BPE, David Napitupulu, namun tidak mendapat jawaban. Pesan konfirmasi via WhatsApp tak dibalas hingga berita ini ditayangkan.
Sementara itu, pejabat Gakkum DLHK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ayubi, menyampaikan laporan masyarakat telah diteruskan ke DLH Bangka Barat karena menjadi kewenangan daerah.
“Laporan sudah kami teruskan ke DLH Bangka Barat. Minggu lalu, DLH juga telah turun verifikasi bersama pihak perusahaan dan desa,” kata Ayubi.
Namun hingga kini belum ada informasi resmi dari DLH Bangka Barat mengenai hasil pemeriksaan lapangan tersebut.
Warga berharap pemerintah daerah dan perusahaan segera memberikan kejelasan serta langkah penyelesaian agar kerugian yang dialami tidak semakin besar.








