Warga Dua Desa di Simpang Rimba Pertanyakan Rekrutmen Karyawan PT BSSP

BANGKA SELATAN — Sejumlah warga Desa Bangka Kota dan Desa Gudang, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan, mempertanyakan kebijakan rekrutmen tenaga kerja PT Bumi Sawit Sukses Pratama (BSSP), perusahaan perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO yang telah beroperasi lebih dari satu dekade di wilayah tersebut.

Warga menyayangkan minimnya keterlibatan tenaga kerja lokal, terutama dari Bangka Kota, dalam struktur karyawan PT BSSP. Padahal, sebagian besar lahan perkebunan perusahaan tersebut berada di wilayah desa mereka.

“Sudah lima tahun ini, hampir semua karyawan yang bekerja di kebun maupun pabrik berasal dari luar desa kami,” ujar Anto, salah seorang warga Bangka Kota, Senin (21/4/2025). “Kami yang tinggal di sekitar lokasi perkebunan justru tidak diberi kesempatan.”

Menurut Anto, puluhan pemuda dari Bangka Kota telah mengajukan lamaran kerja, namun belum satu pun yang diterima. Ia menilai sikap manajemen perusahaan terkesan menutup akses bagi warga lokal.

“Anak-anak kami seperti pengemis di tanah sendiri. Padahal perusahaan itu menggantungkan keuntungan dari lahan desa kami,” tambahnya.

Beberapa nama pelamar yang tercatat pernah mencoba melamar kerja di PT BSSP, di antaranya Edi Susanto (35), Aryanti (27), Debi Sentia (27), Fitri Natalia (24), Selli Andani (23), hingga pelamar dengan pendidikan SMA seperti Akbar (22), Santoso Saputra, dan Bukhori (18). Mayoritas dari mereka melamar lebih dari satu kali, baik di bagian kebun maupun pabrik.

Menanggapi keluhan tersebut, Manajer Pabrik CPO PT BSSP, David, membantah bahwa pihaknya menolak lamaran dari warga Bangka Kota.

“Karyawan kami banyak juga yang berasal dari Bangka Kota. Tapi kalau posisi sudah terisi, tentu kami belum bisa menerima yang baru,” ujarnya saat dikonfirmasi. David menjelaskan, rekrutmen dilakukan sesuai kebutuhan, dan pembukaan lowongan hanya dilakukan jika ada pegawai yang pensiun atau mengundurkan diri.

Menurut David, pabrik CPO milik PT BSSP telah beroperasi sejak 2015 dengan kapasitas pengolahan 80 ton per jam. “Pabrik ini sudah cukup lama beroperasi, jadi struktur tenaga kerjanya sudah relatif stabil,” kata dia.

Pejabat Kepala Desa Bangka Kota, Cek Mita, juga membantah tudingan bahwa perusahaan menutup akses kerja bagi warga desa.

“Persentase warga kami yang bekerja di PT BSSP justru cukup tinggi dibanding desa lain,” ujar Cek Mita, Selasa (29/4/2025). Ia menyatakan bahwa setiap kali perusahaan membuka lowongan kerja, informasi selalu disampaikan ke desa dan diumumkan secara terbuka, termasuk lewat masjid dan media informasi desa.

Hal senada disampaikan Sekretaris Desa Bangka Kota, Fatur. Menurutnya, komunikasi antara pemerintah desa dan manajemen PT BSSP berjalan baik selama ini.

“Perusahaan tetap memberi ruang bagi warga untuk melamar, tapi tentu harus melalui proses seleksi sesuai kebutuhan mereka,” kata Fatur. Ia menambahkan bahwa pemerintah desa siap menerima masukan dari warga dan akan terus mengedepankan kepentingan masyarakat

Meskipun pihak perusahaan dan pemerintah desa menyampaikan bahwa proses rekrutmen terbuka dan selektif, keresahan sejumlah warga menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut terhadap mekanisme penerimaan tenaga kerja. Transparansi informasi dan keterbukaan data tenaga kerja lokal di perusahaan dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi kecurigaan serta memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *