Urgensi Nyawa: RSUD Sumenep Butuh Fasilitas HBOT Rp 5 Miliar – Selamatkan Ribuan Nelayan dari Ancaman Maut

Suaranusantara.online

SUMENEP – Detik-detik kritis sering dialami nelayan dan penyelam tradisional Sumenep ketika mengalami kecelakaan dekompresi di laut lepas. Tanpa fasilitas Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT), nyawa mereka terancam. Kini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep mengajukan permohonan mendesak senilai Rp 5 miliar untuk menyelamatkan ribuan jiwa.

dr. Erliyati

Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, mengungkap fakta mengkhawatirkan, bahwa hingga kini Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur dengan ribuan nelayan dan penyelam tradisional belum memiliki fasilitas Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) permanen.

“Setiap hari, nyawa nelayan kita terancam. Terapi oksigen hiperbarik bukan sekadar kebutuhan medis, tapi kebutuhan “SURVIVAL” bagi masyarakat kepulauan,” tegas dr. Erliyati saat menyaksikan demo terapi HBOT Lakesla TNI AL, Jumat (2/5/2025).

Dalam momen bersejarah, Wakil Bupati Sumenep KH. Imam Hasyim langsung mencoba terapi hiperbarik di kedalaman 5 meter selama 30 menit.

Pengalaman langsung ini membuktikan urgensi fasilitas yang dapat menyelamatkan nyawa.

Menurut Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Analisis vs Manfaat: Investasi Terbaik untuk Keselamatan Publik,
Investasi Rp 5 miliar namun ribuan nyawa terselamatkan dan potensi pasien yang dilayani:

– 15.000+ nelayan aktif di Kabupaten Sumenep
– Ribuan penyelam tradisional pengumpul teripang dan rumput laut
– Pasien stroke, diabetes, luka bakar yang membutuhkan terapi oksigen
– Wisatawan diving dari berbagai daerah

Keunggulan Fasilitas HBOT:
– Menyelamatkan korban dekompresi dalam golden hour
– Mengobati berbagai penyakit** kekurangan oksigen jaringan
– Meningkatkan revenue RSUD dari layanan spesialis
– Menjadikan Sumenep rujukan terapi hiperbarik regional

Perbandingan mengejutkan, Kerugian vs Investasi tanpa HBOT:

– Biaya rujukan pasien ke Surabaya: Rp 50-100 juta per pasien
– Risiko kematian karena terlambat: Tidak Terhitung
– Kehilangan potensi PAD dari sektor kelautan, miliaran rupiah

Dengan HBOT, Investasi sekali Rp 5 miliar, nyawa terselamatkan ribuan dan potensi revenue tahunan, Rp 2-3 miliar.

dr. Erliyati berharap kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep agar mewujudkan Rekomendasi Strategis untuk keselamatan masyarakat Sumenep pada umumnya, walaupun anggaran pendanaan bertahap

Dengan kondisi geografis Sumenep sebagai daerah kepulauan terbesar di Jawa Timur, keberadaan fasilitas HBOT bukan lagi pilihan, melainkan “Kewajiban” pemerintah daerah untuk melindungi warganya.

“Kebutuhan anggarannya memang Rp 5 miliar, tapi ini investasi terbaik untuk keselamatan ribuan nelayan Sumenep. Tidak ada harga untuk nyawa manusia,” tegas dr. Erliyati, Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar

Dengan dukungan data konkret, pengalaman langsung Wabup, dan urgensi keselamatan publik, dr. Relationship berharap, “tidak ada alasan lagi” untuk menunda realisasi anggaran HBOT.

dr. Erlyati menambahkan, bahwa Sumenep butuh pemimpin yang berani mengambil keputusan demi menyelamatkan nyawa.

“Demi keselamatan ribuan nelayan dan kemajuan kesehatan Sumenep, fasilitas HBOT harus segera terwujud. Investasi Rp 5 miliar hari ini = ribuan nyawa terselamatkan selamanya,” harapnya.

(Gusno)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *