Bangka, Suara Nusantara,-
Universitas Bangka Belitung (UBB) menjadi salah satu tuan rumah dalam rangkaian kuliah umum yang diadakan secara serentak di 38 provinsi oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu), memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Kemlu. Acara ini berlangsung di Balai Besar Peradaban (BBP), Gedung Rektorat UBB, pada Selasa (20/08/24), dengan tema “10 Tahun Perjalanan Diplomasi Indonesia.”
Kuliah umum ini menghadirkan Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, sebagai keynote speaker yang disampaikan melalui rekaman video dan disaksikan di seluruh Indonesia. Di UBB, narasumber utama adalah Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Penny Dewi Harasati, dengan Novendra Hidayat, dosen Ilmu Politik UBB, bertindak sebagai moderator.
Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Nanang Wahyudin, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Menteri Luar Negeri dan terpilihnya UBB sebagai tempat pelaksanaan kuliah umum ini.
“Ini merupakan kehormatan bagi kami. Universitas kita mungkin besar di Bangka Belitung, namun dalam konteks internasional, kita masih perlu banyak belajar. Kesempatan ini sangat berharga bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan global,” ujar Nanang.
Nanang menambahkan bahwa kuliah umum ini merupakan langkah awal bagi mahasiswa dalam meraih cita-cita, termasuk peluang untuk berkecimpung di dunia diplomasi.
“Hari ini teman-teman akan mendapatkan wawasan luas tentang peran Indonesia di tatanan global dan bagaimana mahasiswa bisa berkontribusi,” tambahnya.
Dalam pemaparannya, Retno L.P. Marsudi menyoroti tantangan diplomasi Indonesia yang semakin kompleks.
“Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dampak pandemi COVID-19 masih terasa, dan persaingan antara negara besar semakin memperburuk situasi global. Ketidakpatuhan terhadap hukum internasional, terutama dalam isu Palestina, juga menjadi perhatian utama,” ungkap Retno.
Retno menegaskan pentingnya konsistensi dalam mendukung hukum internasional.
“Jika semua negara menghormati hukum internasional, Palestina sudah merdeka. Indonesia harus tetap berada di sisi sejarah yang benar dengan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina,” tegasnya.
Retno juga menekankan bahwa Indonesia tetap berkomitmen menjaga prinsip-prinsipnya tanpa tunduk pada tekanan ekonomi yang mengorbankan nilai-nilai dasar.
“Kita harus berani menjaga komitmen untuk perdamaian dunia sesuai amanat konstitusi, tanpa tergoda oleh keuntungan jangka pendek,” imbuhnya.
Sementara itu, Penny Dewi Harasati dalam presentasinya menekankan perlunya perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai prioritas utama dalam diplomasi luar negeri Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa Kemlu telah berhasil mengevakuasi lebih dari 18.000 WNI dari berbagai negara dalam situasi darurat dan memulihkan hak finansial WNI dengan total lebih dari Rp 1 triliun. Selain itu, penanganan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) juga menjadi fokus utama.
“Kemlu berkomitmen memberikan pelayanan dan perlindungan terbaik kepada WNI di luar negeri. Kami juga berhasil memfasilitasi pembebasan 360 WNI dari ancaman hukuman mati,” jelas Penny.
Keberhasilan diplomasi perlindungan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Kami percaya bahwa setiap langkah diplomasi harus terukur dan berbasis hasil, dengan fokus pada pelayanan yang memenuhi kebutuhan warga negara,” tambahnya.
Acara kuliah umum ini berlangsung dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari mahasiswa yang hadir. UBB berharap dapat terus menjadi mitra strategis dalam memfasilitasi kegiatan edukatif serupa di masa mendatang.
Sumber: Humas UBB