BOLTIM-TUTUYAN-SULUT
Suaranusantara.online
Kader Partai NasDem Bolaang Mongondow Timur Max Tando mengungkapkan alasan mengapa dirinya mendukung calon Bupati Suhendoro Boroma dan Wakil Bupati Rusdi Gumalangit yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada 2020 lalu.
Menurut Max Tando, dukungannya terhadap Suhendro Boroma pada pilkada kala itu bukan tanpa sebab. Bagi Max, sosok Suhendro Boroma adalah figur yang mampu membangun Boltim.
Alasan itu keluar dari mulut Max Tando sendiri sebagai respon atas opini terhadap dirinya yang menilai tidak pantas menduduki kursi NasDem di DPRD Boltim menggantikan Richi Hadji Ali.
“Ya cuma sekedar. Namanya masyarakat, secara pribadi kita itu masyarakat begitu, siapa saja kita, demi membangun satu daerah kita ini tentunya kita itu, dan bisa menilai siapa sebetulnya yang layak untuk membangun daerah kita tentunya. Itulah sampai terpanggil. Bukan terpanggil masuk partai itu, tidak. Mendukung saja,” ungkap Max Tando kepada jurnalis Suaranusantara.online, belum lama ini.
Max Tando juga mengatakan dirinya tidak akan terpengaruh dengan opini yang tengah berkembang. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah konsekwensi yang timbul dengan sendirinya ketika ada PAW anggota DPRD.
Lagi pula, kata Max, selama ini ia tak pernah mendapat teguran atau bahkan diberi sangsi oleh partai NasDem. Partai NasDem pun kata dia, masih merekrutnya sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPRD Kabupaten Boltim Pileg 2024.
“Kayak ini. Begitu kaka Richi pindah partai, dia timbul isu itu, dia timbul sendiri karena ada yang memang ngotot sekali ingin duduk, kan begitu. Untuk menggantikan itu kan ada yang ngotot. Timbul sendiri, siapa saja dia akan timbul sendiri,” katanya.
Selain menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat menjadi tim pemenangan SBRG atau pindah partai politik kala itu, Max Tando menganggap pihak yang menilai dirinya tak loyal kepada partai NasDem adalah sesuatu yang keliru.
“Kalau tidak loyal di partai, lah terus saya punya suara yang lalu bikin apa. Itu yang jadi pertanyaan. Dua kursinya dapil pada waktu dapil satu itu, termasuk suara saya kan. Mau bilang tidak loyal, tidak membesarkan partai, ya keliru saya anggap, kalau saya anggap keliru menyampaikan begitu. Partai NasDem dari satu kursi jadi tiga kursi, ya hasil kerja siapa, tentunya hasil kerja kita semua pada waktu itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, dikutip dari waktu.news, pemerhati politik Boltim, Busran Paputungan menilai bahwa Max Tando pernah punya rekam jejak tidak patuh dan taat terhadap arah partai NasDem.
Penilaian Busran tersebut keluar menyusul kabar Anggota DPRD Boltim Richi Hadji Ali tengah diusulkan NasDem untuk di ganti (PAW), beredar luas ditengah masyarakat.
Max Tando pun disebut-sebut akan duduk sebagai pengganti antar waktu anggota DPRD Boltim Richi Ali. Namun, catatan hitam Max Tando pada Pilkada Boltim 2020 lalu yang memberi dukungan kepada pasangan calon dari PDI Perjuangan, Suhendro Boroma dan Rusdi Gumalangit bakal jadi bahan pertimbangan NasDem.
“Harusnya dari awal dia (Max Tando) itu konsisten. Kalau dia kader partai (NasDem), harusnya konsisten memenagkan Sachrul, SSM,” kata Busran, Rabu (24/5/2023).
Busran mengatakan, fakta tersebut bukan tidak mungkin membuat Partai NasDem Boltim malah akan mengusul nama lain seperti Alfrets H Ruata yang meski dari sisi yuridis Max Tando lebih berhak menjadi penggati antarwaktu berdasarkan hasil perolehan suara pemilu Pileg 2019.
“Tapi lagi-lagi semua ini partai yang menentukan. Tapi seandainya saya ketua partai, saya tidak rekom yang begitu. Beda ketika dia pindah partai. Dalam dunia politik, pindah partai itu hal yang biasa, tapi kalau pindah-pindah partai, itu murtad politik namanya,” pungkasnya.
Korlip boltim : Donal