PANGKALPINANG — PT Thorcon Power Indonesia (TPI) menegaskan, proyek PLTN Thorcon 500 di Pulau Kelasa bukan ancaman, melainkan lompatan strategis menuju kemandirian energi nasional.
Junior Manager Operasional Thorcon, Andri Yanto, memaparkan bahwa PLTN Thorcon 500 mengusung teknologi Molten Salt Reactor (MSR) — reaktor generasi lanjut dengan sistem keselamatan pasif.
“Jika terjadi gangguan, reaktor akan berhenti otomatis tanpa campur tangan manusia. Ini generasi baru, bukan PLTN konvensional seperti Fukushima,” katanya.
Thorcon, lanjutnya, menargetkan PLTN pertama di Indonesia beroperasi tahun 2032, dengan dukungan penuh dari dokumen perencanaan energi nasional seperti RPJPN, RUKN, RUPTL, dan PP KEN.
Site Engineering Manager, Widia Nugraha, menjelaskan alasan pemilihan Pulau Kelasa.
“Lokasinya jauh dari permukiman dan bukan zona rawan gempa maupun tsunami. Secara geotektonik, Pulau Kelasa paling stabil di gugus Bangka Tengah,” ujarnya.
Sementara Elvira Fidelia Tanjung, dari divisi pengembangan bahan bakar, menyebut bahwa Thorcon juga akan membangun Fuel Salt Center untuk mendukung rantai pasokan industri nuklir nasional.
“Pusat bahan bakar ini akan menjadi bagian dari ekosistem energi nuklir Indonesia,” katanya.
Menanggapi kekhawatiran publik, Dhita Karunia Ashari memastikan Thorcon terbuka terhadap kritik.
“Kami siap membuka seluruh data kajian tapak kepada DPRD dan masyarakat,” tegasnya.








