Putri Nelayan dari Belitung Tembus Fakultas Kedokteran UBB Lewat Jalur SNBT dan Beasiswa KIP-K

POTRET PENERIMA BEASISWA KIP-K KEDOKTERAN UBB ASAL JURU SEBRANG, BELITUNG: MENGGAPAI MIMPI DARI NEGERI LASKAR PELANGI

Belitung – 1 Agustus 2025

Keterbatasan akses pendidikan di daerah pesisir tak menyurutkan langkah Siti Maisyaroh, remaja 19 tahun asal Desa Juru Sebrang, Kabupaten Belitung. Anak pasangan nelayan sederhana ini berhasil menembus seleksi ketat Program Studi Kedokteran Universitas Bangka Belitung (UBB) tahun ajaran 2025/2026 melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Tak hanya itu, Siti juga dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), program bantuan pemerintah untuk mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Beasiswa ini akan menanggung seluruh biaya pendidikan serta biaya hidup Siti selama masa studi, termasuk saat menjalani program profesi dokter (co-ass).

Siti merupakan alumni MAN Negeri 1 Tanjungpandan dan dikenal sebagai siswi berprestasi, khususnya di bidang sains dan kimia. Ia kerap menjadi perwakilan sekolah dalam berbagai ajang lomba tingkat kabupaten hingga provinsi. Di balik segala prestasinya, kehidupan sehari-harinya dipenuhi keterbatasan. Ayahnya, Jumadi, adalah nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Ibunya, Mardiana, seorang ibu rumah tangga yang penuh keteguhan mendampingi anak-anaknya belajar.

“Saya ingin kembali ke kampung dan membuka praktik dokter di sini. Banyak warga harus ke kota hanya untuk pengobatan dasar. Itu menjadi dorongan saya sejak kecil,” ujar Siti saat diwawancarai usai menerima kunjungan Bupati Belitung dan Rektor UBB di kediamannya.

Dalam kunjungan tersebut, Rektor UBB Prof. Ibrahim secara simbolis menyerahkan beasiswa KIP-K dan memakaikan jas almamater UBB kepada Siti. Ia menyampaikan bahwa pencapaian ini menunjukkan keberhasilan program inklusi pendidikan yang diusung kampus negeri tersebut.

“Kami bangga ada mahasiswa dari pesisir seperti Siti yang mampu bersaing secara akademik. Ini membuktikan bahwa potensi anak bangsa ada di mana-mana, tinggal bagaimana kita membukakan pintunya,” ujar Prof. Ibrahim.

Sementara itu, Bupati Belitung H. Djoni Alamsyah Hidayat, S.Sos, yang turut hadir, menyatakan bahwa capaian Siti menjadi bukti pentingnya pemerataan akses pendidikan di wilayah terpencil.

“Manfaatkan kesempatan ini dengan sungguh-sungguh, jadilah kebanggaan Bapak dan Ibu. Masyarakat Belitung menunggu pengabdian Siti Maisyaroh. Ia adalah contoh nyata bahwa anak-anak dari desa pun bisa menggapai pendidikan tinggi dan profesi bergengsi seperti dokter,” kata Djoni.

Kini, langkah awal Siti menuju cita-cita sebagai dokter telah dimulai. Di tengah kesederhanaan hidup keluarganya, tekad dan kerja keras membawanya menembus batas. Sosok yang akrab disapa Simay itu kini menjadi inspirasi bagi banyak pelajar lainnya di Belitung—bahwa dengan semangat dan kesempatan yang adil, anak dari ujung desa pun bisa mengenakan jas putih kebanggaan seorang dokter.

(JW – Humas UBB)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *