PANGKALPINANG, Suaranusantara.online —
PT Timah terus menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung kesetaraan gender. Salah satu inisiatif terbaru perusahaan adalah penyelenggaraan workshop bertajuk Women IN TINS dengan tema “Perempuan Berdaya Tumbuh Bersama”. Acara ini diadakan secara hibrida dari Graha Timah, Pangkalpinang, pada Senin dan Selasa (21-22 Oktober 2024).
Workshop yang dihadiri karyawati PT Timah ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, antara lain Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Fina Eliani, Dosen Hukum Universitas Bangka Belitung Derita Prapti Rahayu, Senior PR Expert dan Founder Promi Ika Sastrosoebroto, serta M. Syaiful Muktafa dari Bicara Pede Academy.
Fina Eliani dalam sambutannya mengungkapkan bahwa PT Timah memiliki 263 karyawati. Menurutnya, pemberdayaan perempuan di dunia kerja bukan sekadar memberi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga wewenang untuk membuat keputusan serta berpartisipasi aktif dalam lingkungan kerja.
“Pembentukan Women IN TINS pada Maret 2024 lalu adalah langkah strategis PT Timah untuk memperkuat inisiatif kesetaraan gender. Kami berkomitmen mendorong berbagai program pengembangan bagi perempuan di perusahaan,” kata Fina.
Tantangan Kesetaraan Gender
Derita Prapti Rahayu, sebagai narasumber pertama, membahas isu “Perempuan dan Hak Asasi Manusia”. Ia menyoroti tantangan yang masih dihadapi perempuan, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual, dan pernikahan dini, yang merupakan masalah laten dalam upaya menciptakan kesetaraan gender.
“Cara pandang patriarki yang masih kuat di masyarakat menjadi tantangan besar, baik di sektor sosial, politik, maupun ekonomi. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama secara kolektif untuk menghapuskan hambatan ini,” ungkap Derita.
Ia juga menekankan pentingnya komitmen dari pimpinan perusahaan dalam mendukung kesetaraan gender, sehingga tercipta lingkungan kerja yang inklusif.
“Pemimpin perusahaan harus menjadi teladan dalam mempromosikan kesetaraan gender, memastikan kebijakan terkait diterapkan dengan baik, sehingga tujuan-tujuan ini bisa tercapai dengan transparan dan efektif,” jelasnya.
Komunikasi Efektif dan Keragaman
Sementara itu, Ika Sastrosoebroto menyampaikan materi tentang komunikasi efektif dan keragaman. Menurutnya, komunikasi yang baik adalah kunci dalam membangun lingkungan kerja yang inklusif.
“Semua orang bisa berkomunikasi, tapi tidak semua orang mampu melakukannya dengan efektif. Komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga memastikan pesan tersebut dipahami oleh lawan bicara,” kata Ika.
Ia juga menekankan pentingnya keragaman di tempat kerja sebagai kekuatan yang mendorong inovasi, kreativitas, dan kolaborasi. “Keragaman adalah aset yang perlu dirangkul, bukan hanya sebagai kata kunci, tetapi juga untuk menumbuhkan sinergi di dalam perusahaan,” tambahnya.
Melalui workshop ini, PT Timah berharap dapat terus mendorong pemberdayaan perempuan dan menciptakan budaya kerja yang inklusif, di mana setiap individu memiliki peran penting dalam mencapai tujuan perusahaan.