Proyek Gagal 97 Miliar di Area PT. Garam Kalianget: Sungai Buatan tak Jelas

Suaranusantara.online

SUMENEP, JAWA TIMUR – Proyek ambisius yang digagas oleh Kementerian Perindustrian RI untuk meningkatkan produktivitas PT. Garam tahun anggaran 2012 menelan anggaran sekitar 97 miliar rupiah menjadi polemik di masyarakat.

Proyek ini awalnya bertujuan untuk mengoptimalkan suplay air laut dan memperbaiki infrastruktur di area PT. Garam, dengan harapan dapat mendongkrak produksi garam nasional, namun PT. Garam terkesan acuh terhadap proyek ini.

Proyek tersebut meliputi pembangunan sungai buatan sepanjang kurang lebih 1 kilometer, termasuk dinding pengaman tanggul yang terbuat dari bambu di area lahan PT. Garam, tepatnya di area penampungan air laut yang berlokasi di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Proyek total senilai 97 miliar ini, tidak memberikan dampak positif yang signifikan. Proyek ini justru menuai kontroversi dan kekecewaan dari berbagai pihak, karena menimbulkan masalah baru serta merusak tatanan yang sudah.

Menurut keterangan dari warga yang enggan disebutkan namanya, proyek ini merupakan proyek siluman karena dari pihak kontraktor pelaksana, konsultan perencana dan konsultan pengawas semua tidak becus. Terlihat dari kualitas pekerjaan yang buruk dan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan karena kurangnya pengawasan dan perencanaan yang matang.

Kepala Desa Pinggir Papas, H. Obet, mengonfirmasi kepada media, bahwa sungai buatan sepanjang kurang lebih 1 kilometer tersebut merupakan proyek gagal dan belum diuji coba serta belum diserahterimakan ke PT. Garam hingga saat ini.

“Itu proyek gagal, sungai buatan itu sebagian menggunakan akses jalan keseharian masyarakat yang digunakan,” ujar H. Obet, Senin (03/02/2025).

H. Obet menambahkan, bahwa sungai buatan yang tidak jelas manfaatnya tersebut telah menyebabkan banyak kesulitan bagi masyarakat.

“Ketika ada orang meninggal, itu susah masyarakat untuk ke pemakaman, bahkan masyarakat pengangkut garam 3 orang terjungkal sampai patah tulang,” jelasnya.

Dengan kejadian tersebut masyarakat Desa Pinggir Papas berupaya patungan untuk menimbun sungai buatan tersebut , khawatir menelan korban yang lebih banyak lagi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai proyek misterius ini.

Masyarakat berharap agar kasus ini segera diusut tuntas dan menemukan titik terang terkait penggunaan anggaran negara yang tidak jelas, serta berharap kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan pihak terkait untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan dan melaksanakan proyek – proyek pembangunan.

(GUSNO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *