Langkat. Suaranusantara.online/news
Pelakasana Tugas (Plt) Bupati Langkat H Syah Afandin SH hadiri Peletakan Batu Pertama Pembangunan BioCNG/BioMethane Project Plant Pabrik Kelapa Sawit PT United Kingdom Indonesia Plantations, di Desa Blangkahan Kecamatan Kuala, Langkat, Rabu (28/9/2022).
Peletakan Batu pertama pembangunan pabrik BioCNG dilakukan Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo, Ia mengungkapkan berbagai cara ditempuh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) yang merupakan tindak lanjut dari Paris Agreement dan disahkan melalui UU Nomor 16 Tahun 2016.
Plt Bupati mengucapkan, terima kasih atas kolaborasi PT United Kingdom Indonesia Plantation dengan PT KIS Biofuels Indonesia dalam membangun pabrik BioCNG di kabupaten Langkat.
Syah Afandin meyakini, berdirinya pabrik tersebut nantinya dapat memberikan kemanfaatan dan pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, serta pemerintah daerah, dimana hal tersebut juga dapat menjadi pendukung pencapaian target pemerintah, serta menjadi gambaran yang baik bagi sebuah daerah dalam menciptakan iklim kondusifitas.
Syah Afandin juga berharap, proyek BioCNG dapat membantu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar sehingga mampu memberikan efek baik yang dirasakan semua pihak, sehingga tak ada pihak yang merasa dirugikan.
Sebelumnya CEO AEP PT Ukindo Budi Purwanto mengatakan, pembangunan Bio-CNG dalam dalam upaya menerapkan konsep circular economy dengan mengurangi limbah hasil produksi industri kelapa sawit.
Pemanfaatan komoditas Bio-Compressed Natural Gas (BioCNG) berbasis limbah pabrik kelapa sawit, sebagai bentuk komitmen perusahaan menjalankan praktek keberlanjutan melalui pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk menjadi energi terbarukan, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.
BioCNG adalah bentuk pemanfaatan lain dari biogas. Biogas yang dihasilkan berasal dari limbah pabrik kelapa sawit yang diolah dengan biogas digester, dimana kemudian konsentrasi gas methane ditingkatkan sehingga produk yang dihasilkan berupa BioCNG yang memiliki karakteristik yang sama dengan CNG.
Pemanfaatan BioCNG ini dapat berupa konversi mesin diesel menjadi mesin dual fuel BioCNG-diesel, baik pada genset maupun pada truk atau bus. BioCNG juga dapat digunakan pada industri di area sekitar penghasil BioCNG, selain itu, BioCNG juga dapat disalurkan melalui pipa Compressed natural gas (CNG), yaitu pipa yang menyalurkan alternatif bahan bakar selain bensin atau solar yang memasok kebutuhan gas masyarakat khususnya untuk rumah tangga, hotel dan restoran, juga industri.
Ragunath CEO KIS Group menjelaskan, limbah sawit yang dihasilkan sekitar 60% dari Tandan Buah Segar (TBS). Dengan jumlah lahan sawit yang begitu luas di Kabupaten Langkat dan tanah air, tentu potensi BioCNG sangat besar.
“Jadi kalau olah 100 ton dapat limbah 60 ton. Dia diproses keluarkan biogas. KIS tambah plant processing memurnikan biogas dari 50-60% ke 90% metana naik. Produk itulah yang diambil Unilever,” ujar Ragunath.
Sementara itu, Saikrisna Devarakonda, Managin Director PT Unilever Petrochemical, menyatakan penggunaan BioCNG akan menambah portofolio upaya dekarbonisasi yang sedang gencar dilakukan. “Ini bagian strategi besar Unilever secara global melalui dekarbonisasi ,” ungkap Saikrisna. (EMA)