Suaranusantara.online.-MANADO
Pernyataan Ketua Lingkungan 1 Malalayang Satu Timur (Malsatim) Yatri M dimana Warganya tidak mau menerima bantuan, duka dibantah langsung oleh keluarga.
Deasy Amema angkat bicara kepada media, Kamis (23/1/2025), terkait peryataan tersebut.
Deasy menjelaskan bahwa keluarganya menolak bantuan dari Pemerintah Kota Manado bukan tanpa alasan.
Hal ini disebabkan oleh isi pesan WhatsApp dari Ketua Lingkungan 1 Malsatim yang dianggap tidak menunjukkan empati.
“Pala kirim pesan WhatsApp, bilang begini: ‘Suruh dorang pe keluarga inti yang hubungi ka pa qta, drg pe perlu,'” ungkap Deasy kepada media.
Menurutnya, pernyataan itu sangat mengecewakan, terutama di tengah situasi duka yang sedang dihadapi keluarganya.
Dalam keadaan panik, keluarga yang tengah berduka merasa kewalahan karena tidak ada inisiatif dari pihak Ketua Lingkungan untuk membantu.
“Waktu itu saya, ayah, dan suami berada di rumah sakit. Bagaimana mungkin kami keluarga inti harus mencari-cari Ketua Lingkungan? Bukankah seharusnya beliau yang proaktif?” tegas Deasy.
Karena situasi ini, keluarga memutuskan untuk menolak bantuan dari pemerintah dan memilih patungan untuk membeli peti jenazah serta perlengkapan lainnya secara mandiri.
Sikap Ketua Lingkungan tersebut dinilai telah mencoreng nama baik Pemerintah Kota Manado, terutama Wali Kota Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota Richard Sualang, mengingat Ketua Lingkungan adalah perpanjangan tangan pemerintah dalam melayani masyarakat.
“Kami keluarga berharap pemerintah setempat segera menyelesaikan masalah ini agar tidak menjadi polemik berkepanjangan,” pungkas Deasy.
Insiden ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi semua pihak, khususnya para pejabat tingkat lingkungan, untuk lebih mengutamakan pelayanan dan empati kepada warga.
(Red)