Jakarta,Suaranusantara.online –
Penggiat demokrasi, Yakub F. Ismail, memberikan pandangan terkait dinamika politik menjelang Pilkada Kepulauan Bangka Belitung (Babel) 2024. Dalam keterangannya, Yakub menyoroti munculnya opini-opini negatif yang menyerang pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Erzaldi Rosman dan Yuri Kemal.
“Opini negatif ini terutama diarahkan kepada pasangan Erzaldi-Yuri,” ujar Yakub dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Menurutnya, kampanye hitam tersebut sedikit banyak memengaruhi suasana demokrasi dan membuat kontestasi politik di Babel menjadi kurang adil. Meski begitu, Yakub menganggap Erzaldi dan Yuri tetap solid menghadapi serangan tersebut, dan Erzaldi, sebagai mantan Gubernur Babel, masih memiliki kekuatan politik yang signifikan untuk memenangkan Pilkada 2024.
“Kita serahkan kepada dukungan masyarakat. Semua isu ada mekanisme hukumnya. Kita tidak perlu menghakimi di luar koridor hukum,” tegas Yakub.
Yakub memuji Erzaldi sebagai sosok pemimpin yang memiliki integritas dan karakter kuat, serta layak kembali memimpin Babel. “Beliau adalah pemimpin dengan leadership yang baik dan karakter yang kokoh, sehingga layak untuk kembali menakhodai Babel,” tambahnya.
Menanggapi isu-isu yang beredar, Yakub berpendapat bahwa ini adalah strategi politik biasa dari lawan untuk melemahkan dukungan terhadap Erzaldi-Yuri. Namun, ia optimistis bahwa pasangan ini akan mampu melewati serangan tersebut.
“Saya yakin mereka bisa melewati rintangan ini dan keluar sebagai pemenang,” ungkap Ketua Umum IMO-Indonesia itu.
Yakub juga mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia sudah cerdas dan mampu memilah narasi atau isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Menurutnya, dalam politik, mekanisme hukum harus dijalankan dengan adil dan semua pihak harus diberi kesempatan untuk membela diri.
“Soal masalah hukum adalah risiko jabatan. Biarkan hukum yang membuktikan kebenarannya,” tandas Yakub.
Ia menutup dengan keyakinan bahwa Erzaldi Rosman masih layak dan pantas untuk mengemban amanah sebagai Gubernur Babel di masa mendatang, meski dihadapkan pada berbagai tantangan politik.
(T-APPI)