Masyarakat Madura dan Mahasiswa Geruduk Kejagung! Desak Pengusutan Korupsi Dana Rumah Miskin

Suaranusantara.online

JAKARTA – Gelombang kemarahan puluhan anak rantau asal Madura menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia, Selasa (6/5/2025).

Aksi yang mengusung tema “Madura Menangis” ini merupakan bentuk protes dan tuntutan atas dugaan penyelewengan dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin di Pulau Garam tersebut.

Rumah warga miskin di Pulau Komirean Kecamatan Raas – Sumenep, yang tidak pernah tercicipi bantuan.

Dalam aksi yang diwarnai orasi dan pembacaan puisi yang menyayat hati, para demonstran menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi di kampung halaman mereka.

Mereka menyuarakan dugaan kuat adanya praktik korupsi dan nepotisme dalam penyaluran dana BSPS, yang mengakibatkan bantuan tersebut tidak tepat sasaran dan justru menjadi ajang “panen cuan” bagi oknum-oknum tertentu.

“Kami anak rantau yang jauh dari Madura, namun hati kami menjerit melihat ketidakadilan ini,” ujar salah seorang orator dalam aksinya.

“Dana BSPS yang seharusnya menjadi harapan bagi saudara-saudara kami yang miskin, justru diselewengkan. Ini adalah pengkhianatan terhadap amanah rakyat!”

Para demonstran juga mempertanyakan sikap para tokoh masyarakat, ulama, dan intelektual Madura yang dinilai bungkam atas permasalahan ini.

Mereka menyerukan agar para pemangku kepentingan di Madura, Provinsi Jawa Timur tidak tinggal diam dan turut menyuarakan kebenaran.

Lebih lanjut, para anak rantau ini menyoroti fenomena “aspirator” yang diduga hanya memanfaatkan program BSPS sebagai ladang politik tanpa benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat miskin.

Mereka juga mengkritisi tindakan sejumlah oknum wakil rakyat dari luar daerah pemilihan Madura yang tiba-tiba “dermawan” dengan membawa program, namun disinyalir sarat dengan kepentingan pribadi dan politik jangka pendek.

“Leluhur kami menangis melihat tanah Madura dijadikan ajang transaksional oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tegas orator lainnya dengan nada geram.

“Uang dari Jakarta yang seharusnya menyejahterakan rakyat miskin, justru menjadi pesta pora bagi segelintir orang.”

Para mahasiswa, aktivis, dan kaum terdidik asal Madura yang berada di Jakarta juga turut bergabung dalam aksi ini.

Mereka menyerukan agar idealisme tidak luntur dan mendesak agar suara kebenaran terus digaungkan.

“Kami tidak akan diam! Kami akan terus berjuang untuk keadilan bagi Madura,” seru salah seorang mahasiswa.

“Kami datang ke sini untuk mengetuk hati para penegak hukum agar segera bertindak tegas dan mengusut tuntas dugaan penyelewengan dana BSPS ini.”

Dalam aksinya, para demonstran membawa sejumlah poster dan spanduk bertuliskan berbagai tuntutan

“Usut Tuntas Korupsi BSPS Madura!”, “Keadilan untuk Rakyat Miskin Madura!”, “Jangan Jadikan Madura Ladang Korupsi!”, dan “Kejagung Jangan Tutup Mata!”.

Perwakilan dari Kejaksaan Agung akhirnya menemui para demonstran dan berjanji akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan.

Mereka meminta para demonstran untuk menyerahkan data dan informasi terkait dugaan penyelewengan dana BSPS untuk kemudian dipelajari dan diselidiki lebih lanjut.

Aksi demonstrasi ini berjalan dengan tertib dan damai. Para anak rantau berharap, dengan adanya aksi ini, suara mereka dapat didengar dan keadilan dapat ditegakkan bagi masyarakat Madura yang selama ini merasa dirugikan.

Mereka menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan kebenaran terungkap.

(GUSNO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *