Pasien BPJS Kesehatan korban penolakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jenderal Ahmad Yani Metro akan melapor ke Ombudsman agar tidak terjadi lagi penolakan pasien oleh rumah sakit tersebut.
Setelah di mintai penjelasan dari tim media suara nusantara korban penolakan Haris Riyanto mengatakan, pihaknya melaporkan kejadian ini ke Ombudsman agar tidak ada lagi korban penolakan lain oleh rumah sakit tersebut.
“Iya saya akan laporkan ke Ombudsman. Kejadian seperti ini tidak boleh lagi terjadi. Bayangkan kejadian yang kami alami terjadi ke pasien yang lebih kritis,” kata dia saat dikonfirmasi Kamis.
Menurutnya, pihaknya tidak mempermasalahkan penuhnya tempat tidur di rumah sakit tersebut, tetapi perlakuan tidak baik yang dilakukan oleh perawat dan petugas jaga yang ada di IGD.
“Seharusnya kan ditangani dulu, diperiksa dokter terlebih dahulu. Ini boro-boro diperiksa, istri saya yang didalam lagi gendong anak saya yang sesak nafas dikasih tempat duduk aja tidak,” keluhnya.
“Saya sendiri disuruh bolak balik untuk melakukan pendaftaran yang cukup memakan waktu. Belum selesai disitu, istri saya beritahu kalau bed nya penuh,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku kecewa dengan pelayanan di RSUD Ahmad Yani. Apalagi, rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan.
“Iya itu tadi, bayangkan kalau yang kami alami terjadi pada pasien yang lebih kritis. Makanya akan saya laporkan ke Ombudsman biar di evaluasi pelayanan disana. Apalagi RSUD A Yani itu rumah sakit rujukan,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan Mewakili Direktur Okta Kepala Bagian Keperawatan RSUD Jend Ahmad Yani menjelaskan, setalan dilakukan penelusuran di waktu jam kerja adanya keteledoran yang dilakukan oknum pegawai dibagian pendafaran dan didepan.
“Sudah saya telusuri dan kita sudah penggil kedua petugas yang bersangkutan, kalau bet penuh pasien baik itu anak-anak atau siapapun tetep harus di cek kondisinya dan diperiksa,” Kata dia melalui via telephone
Lebih lanjut, walapun beat tidak ada minimal dicarikan kursi, dan bukan hanya itu saja, dipastikan dilakukan pengecekan oleh dokter.
“Kemungkinan maksudnya sudah baik, namun cara penyampaianya yang kurang jelas,” Jelasnya
Sementara itu, untuk kedua pegawainya sendiri sudah diberikan pengarahan dan pembinaan agar tidak terulang kembali kejadian hal serupa.
“Saya tekankan kepada keduanya baik semua pegawai di ruang IGD apapun kondisinya pasien masuk IGD dilihat kondisinya carikan tempat kalau beat penuh minimal tempat duduk dulu dan dilakukan pengecekan,” Paparnya
Ia juga meminta agar berita terkait penolakan pasien di Ruang IGD RSUD Ahmad Yani
di hapus.
” Minta tolong mas, kita sudah minta maaf, tolong beritanya di hapus nanti dibaca orang banyak,” jelasnya