Bangka — Satuan Tugas (Satgas) Pangkalan TNI AL (Lanal) Bangka Belitung berhasil menggagalkan upaya penyelundupan pasir timah ilegal seberat 20 ton di perairan Bangka. Penangkapan terjadi pada Rabu malam (5/2/2025) saat sebuah kapal kayu kedapatan memuat pasir timah dari truk di pelabuhan tikus kawasan Tuing, Kabupaten Bangka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, operasi ini bermula dari laporan intelijen bahwa akan ada pengiriman pasir timah dalam jumlah besar ke luar Pulau Bangka. Tim Satgas Lanal Babel segera melakukan penyelidikan dan menemukan dua unit truk yang tengah membongkar muatan timah ke dalam kapal kayu menggunakan papan seluncur.
Dua Truk dan ABK Diamankan
Sumber terpercaya menyebutkan, proses pemuatan pasir timah hampir selesai saat petugas tiba di lokasi. “Lanal Babel mengamankan satu kapal kayu yang hendak menyelundupkan timah ke luar Pulau Bangka. Selain itu, dua truk, anak buah kapal (ABK), serta nahkoda kapal juga kami amankan,” ungkap sumber tersebut, Kamis (6/2/2025).
Penyelundupan ini terbilang terorganisir. Timah dikemas dalam dua lapis karung—karung bening di bagian dalam dan karung biasa di luar—untuk mengelabui petugas.
Ketegangan di Lokasi Penangkapan
Saat operasi berlangsung, sempat terjadi ketegangan di lokasi karena diduga ada oknum aparat yang mengawal proses pemuatan timah ke kapal. Meski demikian, tim Lanal Babel berhasil mengendalikan situasi tanpa insiden lebih lanjut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Lanal Babel masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap para pelaku. Penerangan Lanal Babel juga dikabarkan akan segera merilis keterangan resmi terkait kasus ini.
Kades Mapur: Pernah Ada Kasus Serupa
Sementara itu, Kepala Desa Mapur, Kasiwan, mengaku belum mendapat informasi langsung terkait penyelundupan ini. Namun, ia menyebut bahwa aktivitas serupa pernah terjadi di masa lalu.
“Sebelum tahun 2000, memang pernah ada penyelundupan timah di dermaga lama yang berjarak sekitar 15 km dari kantor desa. Tahun lalu juga ada kabar semacam itu, tapi saya baru tahu setelah beberapa minggu kemudian dari warga yang melihat ada aktivitas bongkar muat di sana,” ujar Kasiwan.
Kasus ini kembali menyoroti maraknya upaya penyelundupan timah di Bangka Belitung, yang diduga melibatkan jaringan besar. Pihak berwenang diharapkan terus memperketat pengawasan untuk mencegah praktik ilegal yang merugikan negara dan lingkungan. (Red)