Suaranusantara.online.-
BOLSEL
Dengan adanya pemberitaan yang beredar di sosmed Kapolres Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) AKBP .Indra Wahyu Madjid,SIK sangat sesali dengan pembritaan tersebut.
Selain menggiring opini negatif pada perwira polisi dua melati tersebut. Pemberitaan sejumlah media yang cenderung tendensius, tanpa memberi ruang klarifikasi.Menjadi hal yang sangat disesali oleh Kapolres Bolsel, Indra Wahyu Madjid SIK.
Dalam klarifikasinya, Kapolres Bolsel melalui Kasi Humas Ipda Ahmad Walinelo menegaskan bahwa pemberitaan yang beredar di beberapa media tersebut,tidak akurat dan tidak mencerminkan kebenaran.
“Ini adalah kesalahpahaman yang sangat disayangkan. Tidak ada perintah seperti yang diberitakan oleh media online,yang terjadi sebenarnya adalah perselisihan kecil antara dua anggota piket yang hampir saja berujung pada perkelahian.Saya hanya meminta mereka untuk melakukan push-up sebagai bentuk disiplin dan saling meminta maaf, bukan untuk merendahkan,” ungkap Kasi Humas Ahmad.
Tindakan yang dilakukan Kapolres tersebut,dengan tujuan untuk menjaga keharmonisan antara anggota kepolisian. Bukan sebaliknya, malah di framing konten negatif ke publik.
“Tujuan tersebut,agar mereka bisa bekerja sama dengan lebih baik setelah insiden.Bukan seperti yang diduga dan disimpulkan berita-berita yang sudah di blow-up ke publik,” ujar Kasi Humas Ahmad.
Atas kejadian tersebut, besar harapan Kasi Humas Iptu Ahmad Walinelo kepada seluruh rekan-rekan Pers,yang notebennya jadi mitra kerja strategis Polri.Agar kedepannya lebih mengedepankan asas keberimbangan.
Biar berita yang disajikan ke masyarakat itu benar-benar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Terlebih lagi isu yang dibuat berkaitan dengan pribadi pimpinan Polri di daerah.
Sementara itu,salah satu anggota Polres Bolsel yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku bahwa jenis sanksi fisik tersebut adalah (Push-Up) memang kerap diterapkan di lingkungan Polres.Ia membantah adanya perintah yang lebih ekstrim seperti yang diberitakan lewat medsos tersebut.
“Push-Up itu sudah biasa bagi kami,akan tetapi kalau disuruh berciuman, saya tidak pernah melihatnya,” ujarnya
Lewat klarifikasi ini, Polres Bolsel berharap isu ini bisa segera mereda dan mengajak semua pihak untuk tidak mudah terpancing dengan informasi yang belum terverifikasi. “Saya harap publik bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi dan tidak langsung menelan mentah-mentah setiap kabar yang beredar,” pungkas Kasi Humas Ahmad.
Perlu diketahui dalam berbagai pemberitaan media, berkembang isu di publik jika Kapolres Bolsel saat memberikan hukuman bagi anggotanya. Menggunakan metode kurang pantas yakni, menyuruh anggota untuk saling berpelukan dan berciuman.Tak pelak, isu tersebut kemudian memicu reaksi keras dari masyarakat.
(Red)