Jemaat GMIM Sentrum Bitung di Kunjungi Polisi Sahabat Anak

Bitung, Suaranusantara.online/news -Trauma Healing terus di lakukan Jajaran Polda Sulut khususnya kepada anak-anak dan masyarakat di Kota Bitung, di sekitar lokasi pasca kejadian beberapa minggu yang lalu.

Kegiatan Trauma Healing yang di lakukan para anggota Polisi di sebut Polisi Sahabat Anak dianggap sangat penting dalam memulihkan pysologi anak dan mental agar mereka tidak takut lagi dan melupakan kejadian yang belum lama ini terjadi dengan memberikan mereka hiburan seperti bermain adu ketangkasan dan lainya.

Bacaan Lainnya

Kegiatan Trauma Healing yang dilakukan pada Sabtu (09/12/2023) di Gereja Sentrum Kota Bitung dimana jajaran Polda Sulut yang dipimpin oleh Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Ari Wahyu Widodo, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Iis Kristian dan jajarannya kembali menggelar kegiatan Polisi Sahabat Anak di Kota Bitung.

Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa SIK Menyambut Kedatangan jajaran Polda Sulut dan langsung menemui sekitar 250 orang anak pada kegiatan Polisi Sahabat anak ini.

Turut hadir dalam giat Trauma Healing Kabag Psikologi Ro SDM, Kapolsek Maesa dan personel Polwan, Serta Camat Maesa Handry Benny Enoch MS.i

Polisi Sahabat Anak ini dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Ketua Jemaat GMIM Sentrum Bitung Pdt. Stenli Emor. S.Th, dilanjutkan dengan beberapa permainan menarik, bernyanyi, deklamasi, yel-yel anak Indonesia dan pembagian makanan ringan kepada seluruh anak yang hadir.

Menurut Kabid Humas Kombes Pol Iis Kristian, kegiatan ini merupakan implementasi dari slogan Polda Sulut, Semangat untuk Melayani.

“Polisi Sahabat Anak ini sebagai salah satu wujud kedekatan Polri dengan masyarakat khususnya kepada anak-anak. Selain permainan dan nyanyian, kegiatan ini juga memberikan edukasi kepada anak-anak agar menjadi anak baik, saling menghormati dan menghargai,” katanya.

Anak-anak diharapkan tidak takut dengan polisi, tapi justru dekat dan akrab dengan polisi.

“Kita ingin memperkenalkan sosok polisi sejak dini kepada anak-anak, bahwa polisi bukan sosok yang ditakuti melainkan sebagai sosok yang humanis, sebagai sosok seorang sahabat yang dekat dengan masyarakat dan memperkenalkan kepada mereka bahwa Polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat kepada usia dini,” ujar Kombes Pol Iis Kristian.

Ia juga berharap melalui kegiatan Polisi Sahabat Anak, bisa membentuk karakter anak yang baik dan santun.

“Melalui permainan dan lagu, kita tanamkan sifat-sifat kerjasama, patuh dan disiplin, teposeliro, cinta tanah air, saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi, tolong menolong dan kebersamaan. Bersama orang tua anak, bahagia rasanya melihat anak-anak tersenyum gembira bermain dalam suasana yang nyaman dan aman,” ujarnya.

Ia juga mengimbau kepada para orang tua agar terus melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anak.

“Pengawasan kepada anak-anak kita tidak hanya di rumah dan sekolah, tapi juga di tempat-tempat aktifitas lainnya,” pungkasnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *