Investigasi SPBU Kolor: Pengecer BBM Terekam Beraksi, Dugaan Jual di Atas HET Mencuat di Tengah Sorotan Lemahnya Pengawasan Pertamina

Suarabusantara.online

SUMENEP, MADYRA – Perkembangan terbaru dalam investigasi dugaan penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 54.694.01, Jl. Trunojoyo, Kolor, Sumenep, semakin mengarah pada indikasi pelanggaran yang lebih sistematis.

Setelah terungkap praktik pengisian Pertalite ke jerigen oleh oknum pengawas, kini identitas pengecer BBM yang diduga sering beroperasi di SPBU tersebut berhasil diidentifikasi melalui rekaman video amatir.

Menurut sumber terpercaya, mobil pribadi berwarna putih dengan plat nomor M 1582 TV terekam jelas dalam video berdurasi 00.06 detik pada Rabu sore, 14 Mei 2025, saat melakukan pengisian BBM ke sejumlah jerigen.

Sumber internal SPBU 54.694.01 mengonfirmasi bahwa mobil tersebut diduga kuat milik seorang pengecer BBM Pertalite yang beroperasi di wilayah Bluto.

“Ya benar mas, itu orang Bluto, salah satu pengecer BBM Pertalite,” ujar sumber tersebut melalui sambungan telepon WhatsApp pada Sabtu sore, 17 Mei 2025.

Selain dugaan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pengisian ke jerigen, informasi yang dihimpun media ini juga mengarah pada praktik penjualan BBM di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pertamina.

Diduga, praktik ini dilakukan secara sistematis dan menghasilkan keuntungan pribadi yang signifikan bagi pihak SPBU, dengan perkiraan transaksi ilegal mencapai sekitar seratus jerigen per hari.

Rentetan peristiwa ini semakin kuat menyoroti dugaan lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Pertamina terhadap operasional SPBU.

Situasi ini memicu spekulasi mengenai potensi adanya praktik kolusi antara pihak SPBU, yang diketahui dimiliki oleh pengusaha yang diduga terlibat dalam bisnis rokok ilegal di Madura, dengan oknum pengawas Pertamina.

Nunuk Rusianita

Ketua LSM Alam Semesta Dewan Perwakilan Wilayah Jawa Timur, Nunuk Rusianita menyatakan keprihatinannya atas perkembangan ini. Ia menilai bahwa rangkaian kejadian di SPBU Kolor mengindikasikan kurangnya profesionalisme dan ketegasan dari Pertamina dalam menjalankan fungsi pengawasan.

“Ini jelas lemahnya pengawasan pihak Pertamina yang terkesan tidak mampu bertindak tegas. Sehingga muncul kecurigaan adanya ‘permainan’ antara pihak SPBU dan oknum pengawas Pertamina,” tegas Nunuk Rusianita melalui sambungan telepon WhatsApp, Minggu, (18/5/2025).

Nunuk nama panggilan keseharian, wanita berparas cantik yang memiliki sikap bijaksana, mendesak Pertamina untuk mengambil tindakan tegas dan serius dalam menindaklanjuti potensi penyalahgunaan wewenang dan praktik ilegal ini demi melindungi kepentingan masyarakat.

Ia juga menekankan perlunya sanksi berat bagi SPBU yang terbukti melanggar aturan.

“Pertalite itu BBM bersubsidi, peruntukannya jelas bukan untuk pengecer. Prioritas utama harus diberikan kepada masyarakat umum yang membutuhkan,” tandasnya.

Lebih lanjut, Nunuk wanita kelahiran Kota Surabaya ini, mengingatkan bahwa pembiaran praktik pengisian BBM ke jerigen dalam skala besar tanpa pengawasan ketat akan merusak kepercayaan publik.

Terlebih lagi, dengan terungkapnya dugaan penjualan di atas HET dan keterkaitan kepemilikan SPBU dengan pengusaha kontroversial, indikasi praktik Pelangsiran dan potensi kerugian negara semakin menguat.

(GUSNO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *