Kondisi Kapal Pusling Puskesmas Kangayan pada saat ini dikuasai Yayasan Sabet Tani Sapeken. (Foto: Dok)
Suaranusantara.online
SUMENEP, MADURA – Sebuah kasus yang mencengangkan mencuat di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terkait hilangnya aset vital Puskesmas Kangayan: Kapal Puskesmas Keliling (Pusling).
Kapal yang seharusnya menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil ini diduga beralih tangan ke sebuah lembaga bernama Sabet Tani atas perintah Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, dan kini keberadaannya tidak jelas, memicu dugaan penggelapan aset negara.
Kapal Pusling ini, yang merupakan pengajuan dari Puskesmas Kangayan kepada Kementerian Kesehatan RI, sejatinya ditujukan untuk menjangkau masyarakat di wilayah kepulauan terpencil seperti Pulau Saobi, Bunginyarat, Sapapan, serta desa Cangkramaan dan Tembayangan.
Keberadaan kapal ini sangat krusial untuk menunjang kegiatan Puskesmas dan menjadi sarana transportasi petugas kesehatan di wilayah kepulauan yang sulit diakses.
Namun, kapal yang sangat dibutuhkan ini sudah tidak beroperasi sejak tahun 2020 akibat kendala kerusakan mesin.
Menurut Kepala Puskesmas Kangayan, Samsuri, mesin kapal tersebut telah dikirim ke Sumenep untuk diperbaiki sesuai catatan aset Puskesmas.
Tragisnya, hingga kini keberadaan mesin tersebut tidak jelas, bahkan body kapal pun ikut lenyap dari galangan.
Samsuri, yang mulai menjabat sebagai Kepala Puskesmas Kangayan pada Oktober 2021, mengungkapkan kekecewaannya.
Ia menyatakan, bahwa saat dirinya mulai bertugas, kapal Pusling tersebut sudah berada di galangan tanpa mesin.
Setelah ditelusuri, Samsuri mendapati bahwa kapal Pusling itu telah diminta oleh Yayasan Sabet Tani Kecamatan Sapeken kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi melalui surat resmi.
“Kapal Posling tersebut pak sudah diminta ke Bapak Bupati Sumenep oleh Yayasan Sabet Tani Kecamatan Sapeken melalui surat resmi kepada Bapak Kepala dinas Agus Moliyono, MCH,” ungkap Kapus Kangayan Samsuri, beberapa tahun yang lalu.
Yang lebih membingungkan, saat dikonfirmasi pada 10 Februari 2023, mantan Kepala Dinas Kesehatan Agus Moliyono MCH. justru mengaku tidak tahu-menahu soal surat permohonan Yayasan Sabet Tani tersebut dan menyarankan agar kasus ini dilaporkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan yang baru menjabat sejak 2024, drg. Ellya Fardansah, M.Kes., berjanji akan menindaklanjuti kasus ini.
Ia akan mengecek keberadaan mesin kapal di gudang dan mengklarifikasi langsung kepada Bupati Sumenep Fauzi mengenai keberadaan body kapal yang kini dikuasai pihak lain.
Hilangnya kapal Pusling ini sangat disayangkan oleh Samsuri dan masyarakat kepulauan.
Kapal tersebut merupakan aset terpenting yang sangat membantu dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan di tiga desa pesisir (Tembayangan, Cangkramaan, dan Saobi) serta pulau-pulau kecil di wilayah kerjanya.
Dugaan penggelapan aset negara yang melibatkan nama Bupati Sumenep ini masih menjadi tanda tanya besar dan menunggu kejelasan dari pihak berwenang.
(GUSNO)








