Kefamenanu, suaraNusanatara.online/news,
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Timor Tengah Utara melakukan kegiatan pelatihan bagi tim pendamping keluarga, berlangsung di aula hotel litani, Senin, (30/05/2022).
Kegiatan pelatihan tersebut melibatkan BKKBN provinsi, Ketua Pokja III TP PKK Provinsi NTT,TP PKK kecamatan, PKB (petugas keluarga berencana) dan Bidan Desa (bides) dari tiap kecamatan se-kabupaten TTU yang dimaksudkan untuk memberi pemahaman tambahan terkait penanganan stunting di lapangan.
“Kegiatan ini kita lakukan untuk memberikan pelatihan tambahan dalam penanganan stunting di tingkat kecamatan”, ungkap Kadis DP2KB TTU, Frans Xaverius Tasau.
Ia menekankan agar tim pendamping keluarga berencana di setiap kecamatan dapat melakukan pendampingan secara maksimal dimulai dari remaja atau calon pengantin (catin), ibu hamil hingga ibu nifas.
” Mereka harus menjadi ujung tombak untuk pelaksanaan pendampingan dalam menekan angka stunting dimulai dari remaja atau calon pengantin (catin), ibu hamil hingga ibu nifas yang direkam melalui aplikasi yang namanya ‘Elsimil’ (elektronik siap nikah siap hamil)”, Ungkapnya .
Ia menguraikan penggunaan aplikasi bagi catin bertujuan agar dalam pemeriksaan diketahui Catin tersebut tergolong dalam kategori Normal atau berisiko.
“Nah catin ini ada dua orang yaitu calon pengantin perempuan dan calon pengantin laki-laki yang diperiksa adalah pertama berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar perut, HB (hemoglobin) dan pemeriksaan darah. Jadi disitu kita bisa ketahui status kesehatan dari pasangan catin tersebut”, urainya.
Selain itu juga, dilakukan observasi menyangkut kebiasaan, merokok kebiasaan minum sopi (alkohol) dari pasangan catin, apabila pasangan catin tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk itu maka mereka akan masuk dalam kategori normal artinya siap menikah dan siap hamil.
Lalu, yang berisiko itu diberi pemahaman agar boleh menikah namun menunda kehamilan sambil lakukan pendamping pemeriksaan hingga kondisi kembali baik.
” yang berisiko itu boleh siap nikah tetapi jangan hamil dulu, caranya yah ikut salah satu metode KB selama satu bulan, sambil lakukan pemeriksaan. setelah kita periksa kembali normal barulah catin tersebut program hamil”, Jelasnya.
sebab, dikuatirkan anak yang dilahirkan itu akan mengalami stunting semenjak didalam kandungan.
“jadi semenjak didalam kandungan itu, catin mengalami banyak faktor yang berisiko, otomatis anaknya terkena stunting.
Dirinya menghimbau kepada seluruh generasi muda khususnya catin, hindari hal-hal yang bisa merugikan kesehatan karena itu dengan sendirinya akan menyumbang Risiko terjadinya stunting.(Man)