Bangka Tengah, SuaraNusantara.Online,-
Jelang Ramadhan 2023 yang tinggal menghitung hari, warga masyarakat Sungai Selan kembali menggantungkan nasib kepada Pemerintah, Sabtu, 18/03/2023
Hal ini setelah team media mendapatkan banyak sekali keluhan warga masyarakat, terutama jelang Ramadhan dimana harga semua kebutuhan pokok berpotensi naik tidak dibarengi dengan Pendapatan.
Seperti disampaikan oleh Salah satu warga masyarakat Sungai Selan kepada team media pada sabtu (18/03) malam.
Saat ini semua semakin sulit pak (Red media), apalagi seperti kami pak yang bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
Anak saya tiga pak, kemarin sempat bekerja bangunan, tapi karena ekonomi sulit bangunan pun sepi. sempat ikut kelaut bareng kenalan, tetapi akibat pas cuaca buruk kemarin kami takut juga untuk melaut lagi
Kemarin sempat ikut kawan kawan dikampung ini menambang, karna sulitnya mencari pekerjaan, tetapi sekrng malah dihentikan gara-ada ada yang mengatakan ada pertikaian dilokasi kami, padahal kami sesama penambang akur pak, karena kami brgkat dari susah sama-sama.
Kalo kami senang, gak mungkin kami menambang. Ujar DM
Ketika disinggung bagaimana sekarang dirinya menghidupi keluarganya disaat sekarang ini
Sekarang ini saya nganggur pak, mana saya harus menghidupi keluarga dengan 3 anak, belum lagi saat akan ramadhan ini.
Mungkin inilah Ramadhan penuh ujian, dimana mental dan kesabaran kami diuji oleh Allah SWT Tuhan kami.
Padahal sebelumnya sempat menjanjikan ke anak saya, jika ditahun ini sudah bisa ngaji Alquran, akan kami belikan Baju lebaran dan sandal, tapi dengan keadaan sekarang dimana kami manganggur untuk besok saja kami belum tau, apakah kami masih bisa makan. Lanjut DM
Seperti diketahui sebelumnya, DM merupakan salah satu penambang rakyat asal sungai selan yang menggantungkan hidupnya dan keluarganya dari penambangan yang ada di aungai selan tepatnya di kampung Air Sabek, namun sekarang harus menerima kenyataan bahwa mata pencaharian satu satunya harus di hentikan.
Kami penambang pak, bukan perusak alam. kami sebenarnya tidak mau menambang, jika ada mata pencaharian lainnya.
Kami pasti tidak akan menambang jika kami punya modal usaha.
Kami berharap Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendengar jeritan kami. Kami beserta anak dan keluarga kami butuh hidup.
Tolong Pikirkan kami. Tutup Rintihan DM
(Red)