Suaranusantara.online
SAPEKEN – Aktivis asal Kepulauan Kangean, Johari, dengan tegas menyuarakan dugaan penyimpangan anggaran dalam proyek rehabilitasi gedung sarana pendidikan SMAN 1 Sapeken, Kabupaten Sumenep – Jawa Timur.
Menurutnya, pekerjaan yang dilakukan tidak sebanding dengan nilai anggaran yang fantastis.
Johari
Kecurigaan Johari semakin menguat setelah ia menemukan tidak adanya papan informasi proyek di lokasi.
“Ketidaktransparanan ini membuat kami yakin ada yang disembunyikan,” ujar Johari saat diwawancarai, Selasa (28/01/2025).
Setelah Johari dan rekan-rekannya melakukan investigasi lapangan, secara ajaib papan informasi proyek muncul keesokan harinya.
Namun, informasi yang tertera di papan tersebut justru semakin menguatkan dugaan penyimpangan. Tertera angka Rp 801.982.426 dengan kontraktor pelaksana CV. Feby Bersinergi Indonesia dan konsultan pengawas CV. Gapura Agung.
“Anggaran sebesar itu hanya untuk merehab dua ruang kelas, itupun satu kelas hanya perbaikan atap dan plafon, sedangkan kelas satunya lagi hanya plafon saja. Ini sangat tidak masuk akal,” tegas Johari.
Johari juga mencurigai keterlibatan pihak sekolah dalam dugaan korupsi ini.
Menurutnya, sikap tertutup sekolah, terutama kepala sekolah, humas, dan komite sekolah, semakin menguatkan dugaan tersebut.
Menanggapi temuan ini, Johari mendesak pihak penegak hukum untuk segera melakukan investigasi mendalam.
Ia juga meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit terhadap proyek tersebut.
“Kami berharap kasus ini dapat diusut tuntas dan pihak-pihak yang terlibat dapat diproses sesuai hukum,” pungkas Johari.
(GUSNO)