Koba – Elemen masyarakat, tokoh masyarakat, maupun elemen organisasi kepemudaan mulai bersuara terkait rencana PT Thorcon Power Indonesia (PT TPI) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTT) di Pulau Gelasa Kecamatan Lubuk Besar kabupaten Bangka Tengah (Bateng) , Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Elemen organisasi yang bersuara tentang kurangnya sosialisasi dari PT Thorcon, mempertanyakan hasil publikasi pihak Thorcon yang mengaku 85℅ masyarakat Bateng setuju PLTN.
Elemen organisasi yang bersuara dan menyatakan kekahwatiran karena kurang sosialisasi oleh pihak PT Thorcon Power Indonesia yakni Forlabb Bangka Tengah, PD Muhammadiyah Bangka Tengah, LBH Milenial Bangka Tengah, Pemuda Pancasila Bangka Tengah, Bakorcab Persaudaraan Pena Bangka Tengah, DPC Pemuda Lira Bangka Tengah, PC Perempuan Lira Bangka Tengah, Gema Pena Bagka Tengah dan tokoh-tokog masyarakat.
Sekretaris PD Muhammadiyah Bangka Tengah Engga Saputra mengatakan bahwa kita minta kejelasan dari PT Thorcon Power Indonesia terkait tahapan-tahapan dan sosialisasi dari kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan seperti apa?
“Kita ingin mendengar penjelasan langsung dari PT Thorcon. Jujur sampai saat ini PT Thorcon tidak pernah melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM an Organisasi Kepemudaan yang ada di Bangka Tengah.
Saat ini kita memang belum bisa menilai apakah perlu ada PLTN atau tidak karena kita belum tau seperti apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Thorium yang akan dikembangkan PT Thorcon.
“Bukan hanya kita saja banyak masyarakat yang khawatir akan rencana pembangunan PLTT yang di usulkan PT Thorcon di Pulau Gelasa, Desa Batu Beriga, kecamatan Lubuk Besar, ”
Masyarakat berhak mengatahui secara lengkap dari agenda tersebut seperti apa sehingga informasi yang didapat utuh dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTN /PLTT tersebut.
“Kita akan segera melakukan audiensi dengan pihak DPRD Bangka Tengah, dalam waktu dekat ini, ” ujar Engga.
Sedangkan, Dairi sebagai Ketua LBH MIlenial Bangka Tengah (MBT) mengatakan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Gelasa memunculkan tanda tanya besar. Investigasi awal di lapangan menunjukkan minimnya sosialisasi, sejumlah kajian belum dipublikasikan, serta potensi risiko keselamatan yang belum dijelaskan secara transparan oleh pihak terkait.
Data yang dikumpulkan dari masyarakat, akademisi, dan pemerhati lingkungan menunjukkan bahwa Pulau Gelasa memiliki sejumlah kelemahan mendasar untuk pembangunan reaktor nuklir, termasuk abrasi pantai yang terus meningkat, akses evakuasi terbatas, serta ketergantungan warga pada sektor perikanan yang rentan terganggu oleh aktivitas industri nuklir.
Tokoh masyarakat Bangka Tengah Bung Dodoy mengaku warga hanya menerima informasi sepihak. “Kami tidak tahu bagaimana mitigasi bencananya, bagaimana pengelolaan limbahnya, dan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kebocoran. Semuanya belum jelas,” ujarnya.
Kamu juga mendapatkan info bahwa hari ini, Selasa (16/12/2025) pihak PT Thorcon Power Indonesia akan melakukan audiensi FGD ke DPRD Bangka Tengah bersama Pemda. “Kami berharap pihak DPRD mengundang tokoh masyarakat dan organisasi yang dan di Bangka Tengah, ” ujar bung Dodoi.
“Analisis internal menunjukkan potensi perubahan suhu laut akibat sistem pendingin reaktor, yang dapat menurunkan populasi ikan dan menghancurkan terumbu karang. “Risiko ekologinya terlalu besar untuk sebuah pulau kecil,” ujarnya.
Kemudian, Bung Dodoy yang juga menyatakan menyatakan penolakan tegas dan menuntut pemerintah membuka seluruh dokumen kajian ke publik sebelum rencana ini dilanjutkan.
Pantauan media ini, Selasa 16 Desember 2025 pukul 10.00 WIB banyak spanduk-spanduk terbentang sepanjang jalan Soekarno Hatta II atau jalan Koba yang bertulisakan yakni; Siapa itu PT Thorcon ?, Apa itu PLTN? ; PT Thorcon Jangan Bohong Soal 85% setuju PLTN; dan Usir PT Thorcon dari Bangka Tengah, Spanduk tersebut mengatasnamakan GEREM Bateng.
Diketahui, Selasa (16/12/2025) PT Thorcon Power Indonesia (TPI) datang ke Bangka Tengah akan mengikuti audiensi FGD bersama Pemerintah Daerah, Beberapa OPD terkait, Camat Lubuk Besar, Kades dan BPD se- Kecamatan Lubuk Besar.
Iwan, salah satu tokoh masyarakat Pangkalan Baru menegaskan kecewa dengan publikasi oleh pihak PT Thorcon bahwa masyarakat Bateng setuju 85 PLTN. “Kita akan mendatangi pihak yang menyebut itu, kita pertanyakan.
“Sebagian masyarakat diam karena tidak tahu apa itu PLTN, yang mereka tahu sangat berbahaya dan kahwatir. Jika Thorcom klaim 85℅, kita mulai bikin gerakan dan tolak PT Thorcon di Bangka Tengah yang akan bangun PLTN, ” ujarnya dengan tegas.
Lanjutnya, kalau Thorcon masih bandel dan ngeyel tetap tidak sosialisasi, kita usir saja. Ini daerah tanah kelahiran kita, jangan seenak perutnya saja. (Jobber)








