Bayi Meninggal di Tempat Praktik, Bidan Terkesan Menghindar dari Tanggung Jawab

Ilustrasi (Foto:Dok)

Suaranusantara.online

SUMENEP, JAWA TIMUR – Dugaan malpraktik kembali mencuat di Kabupaten Sumenep, setelah seorang bayi meninggal dunia saat proses persalinan di tempat praktik Bidan inisil R, Jalan Trunojoyo X/2, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep. Kondisi ibu pasien, bernama Sefti Wilda, kini kritis dirawat di RS Esto Ebu.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat, 14 November 2025. Sekitar pukul 05.00 WIB, usai sholat Subuh, Sefti Wilda seorang ibu hamil asal Kecamatan Batuputih, berangkat dari rumahnya menuju tempat praktik Bidan R untuk menjalani proses persalinan.

Namun, proses persalinan yang ditangani Bidan R tidak berjalan normal. Bayi yang dilahirkan Sefti Wilda dinyatakan meninggal dunia di tempat praktik tersebut.

Pasca tragedi ini, Sefti Wilda dirujuk ke RS Esto Ebu dalam kondisi kritis dan hingga kini masih menjalani perawatan intensif.

Ketika tim media mencoba melakukan konfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 15 November 2025, Bidan R awalnya merespons dengan ramah.

“Waalaikumsalam, siap Bapak, ini dengan siapa yach?,” tanya Bidan R dalam pesan singkatnya.

Namun, begitu disampaikan bahwa permintaan konfirmasi terkait pasien Sefti Wilda, sikap Bidan R berubah. Ia mengaku sedang berada di Surabaya dan tidak bisa ditemui.

“Siap bapak.. tapi maaf saat ini saya masih di Surabaya, budhe sakit.. InsyaAllah Senin atau Selasa,” ujarnya.

Tim media kemudian menekankan pentingnya kepekaan dan empati terhadap kondisi kritis pasien yang tengah berjuang di RS Esto Ebu.

Menanggapi hal ini, Bidan R berdalih sudah mengenal baik keluarga pasien karena telah bertugas 20 tahun di Batuputih.

“Siap bapak, saya paham.. saya juga kenal baik sama keluarga beliau, saya kan 20 tahun dinas di Batuputih bapak. Saya juga mohon pengertian bapak yach,” jawabnya, yang dinilai terkesan menghindar dari tanggung jawab.

Ia kemudian menyampaikan, bahwa dirinya memiliki jadwal menjenguk kerabatnya.

“Saya memang jadwal jenguk budhe saya bapak,” jelasnya.

Sikap yang ditunjukkan Bidan R menuai pertanyaan besar terkait tanggung jawab profesional seorang tenaga kesehatan. Saat pasien yang pernah ditanganinya tengah berjuang antara hidup dan mati, serta keluarga kehilangan buah hati, respons yang ditunjukkan justru terkesan menghindar.

Kasus ini menambah deretan dugaan kelalaian medis yang perlu mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.

Tim Media geram dari sikap seorang bidan yang kesannya tidak punya empati dan tanggungjawab kepada pasien, kini mencari kejelasan yang terang benderang penyebab kematian bayi dan pertanggungjawaban atas tragedi yang menimpa mereka.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak RS Esto Ebu terkait kondisi terkini pasien Sefti Wilda dan proses penanganan kasus ini.

Berita ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia dan masih dalam tahap investigasi.

Setiap pihak memiliki hak untuk memberikan klarifikasi dan pembelaan sesuai dengan prinsip praduga tak bersalah.

(GUSNO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *