PANGKALPINANG — Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Kepulauan Bangka Belitung periode 2025–2028 mengusung tema “Dari Bangka Belitung, Kita Berdaya untuk Indonesia.” Acara yang juga diisi Forum Bisnis bertajuk “Mengoptimalkan Peran Investasi dan Hilirisasi” itu menjadi ajang bertemunya pelaku usaha dan pemangku kebijakan untuk memperkuat arah pembangunan ekonomi daerah.
Pelaksana Tugas Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Afifuddin Suhaeli Kalla, mengatakan bahwa HIPMI menjadi wadah lahirnya pengusaha muda yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan dunia usaha dalam menjalankan program pembangunan.
“Mudah-mudahan acara ini bisa melahirkan program yang baik untuk tiga tahun ke depan. Melalui tema ini, HIPMI Babel dapat mempertajam kinerjanya. Selamat dan sukses untuk Ketua Umum Harry dan jajaran,” ujar Afifuddin.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fery Afrianto, menyatakan bahwa Pemprov Babel siap berkolaborasi dengan HIPMI dalam mendorong sektor-sektor unggulan daerah, terutama yang berpotensi meningkatkan daya saing ekonomi.
“Melalui forum ini, saya berharap lahir program strategis, konkret, dan inovatif yang berdampak nyata terhadap ekonomi Bangka Belitung,” ucap Fery.
Dalam forum yang sama, Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Harwendro menyoroti pentingnya keberadaan pusat riset dan inovasi di Bangka Belitung sebagai bagian dari upaya memperkuat hilirisasi industri. Menurutnya, riset menjadi kunci agar kebijakan investasi dan pemberdayaan masyarakat berjalan efektif.
“Pusat riset sangat penting di Babel agar kita tidak hanya bicara eksploitasi sumber daya, tapi juga transformasi nilai tambah,” tukas Harwendro.
Ia juga menekankan pentingnya program pemberdayaan masyarakat yang tepat sasaran untuk menekan dampak sosial dari aktivitas industri, termasuk persoalan kerusakan lingkungan yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah di tingkat nasional.
“Kerusakan lingkungan yang mencapai Rp271 triliun itu harus jadi refleksi bersama. Kita butuh keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan,” tambahnya.
Rakerda HIPMI Babel ini diharapkan melahirkan rekomendasi kebijakan dan kemitraan strategis antara pelaku usaha muda, pemerintah, dan investor untuk mewujudkan Bangka Belitung yang berdaya saing dan berkelanjutan.








