Suaranusantara.online
LANGKAT – Pasca mencuatnya pengutipan uang pagar sebesar Rp 55.000 (lima puluh lima ribu rupiah) di SMP Negeri 2 Hinai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara ternyata membuat beberapa oknum merasa resah
Keresahan oknum-oknum ini terlihat dengan kedatangan Kepala Dusun (Kadus) 1, Desa Suka Damai Timur yang bernama Suriadi dan marbot mesjid atau pengurus mesjid yang bernama Harianto atau Anto ke rumah salah seorang wali murid SMP Negeri 2 Hinai.
Aneh memang, entah apa hubungan pengutipan di sekolah dengan marbot dan Kadus tetapi itulah faktanya.
Hal ini diungkapkan salah seorang wali murid yang namanya tidak ingin ditulis.
“Hari Kamis, (15/05/2025) sekitar pukul 19.30 WIB saya didatangi Kadus dan marbot, karena saya pikir ini urusan mesjid, maka saya suruh suami saya menemui mereka. Tetapi ternyata kedatangan mereka ingin menemui saya untuk mempertanyakan apakah saya yang buat laporan pengutipan uang pagar ke polisi?dan menjelaskan, bahwa uang pagar sudah kesepakatan wali murid dan masih banyak lagi yang mereka sampaikan,” terang narasumber.
“Bahasa mereka seolah-olah menuding saya yang membuat laporan,saya yakin mereka di suruh kalau tidak apa urusan mereka dengan sekolah,: ujar narasumber lagi.
Sementara pada hari Sabtu,(17/05/2025) Suriyadi Kadus 1 Suka Damai Timur yang dikonfirmasi melalui WhatsApp menjelaskan tidak tahu apa-apa dan hanya di suruh menemani Anto marbot mesjid.
“Saya tidak tahu apa-apa dan malam Jum’at itu saya diminta Anto untuk nemenin beliau,” tutur Suriyadi.
Saat Suriyadi diminta untuk nemenin ke rumah Anto, Suriyadi mengatakan, bahwa Anto sedang berada di Aceh.
Untuk mencari tahu kebenaran apakah Kadus dan marbot adalah suruhan seseorang, awak media mencoba mengkonfirmasi ke komite sekolah Rudiyanto di rumahnya.
Di rumahnya Rudiyanto menjelaskan, bahwa dia memang ada cerita dengan Anto marbot mesjid.
“Emang saya ada cerita dengan si Anto, karena dia teman saya dan sekarang tinggalnya di Aceh Takengon. Tetapi saya tidak ada menyuruh untuk mendatangi wali murid, mungkin itu hanya inisiatif beliau,” erang Rudiyanto.
(Eea)








