Suaranusantara.online
LANGKAT – Ribuan pasang mata menyaksikan adu gagasan dari kedua pasangan calon, yang masing-masing berusaha meyakinkan masyarakat dengan visi dan program mereka, di Langkat, belum lama ini.
Namun, suasana debat tak hanya menjadi ajang penyampaian program, tapi juga menunjukkan perbedaan sikap dan ketenangan kedua pasangan calon di hadapan publik.
Tangkapan layar saat debat Paslon 01 dan Paslon 02 disiarkan secara Live oleh TVRI Medan (scren)
Paslon nomor urut 02 H Iskandar Sugito dan Adli Tama Sembiring tampil memukau dengan jawaban-jawaban yang lugas dan tenang.
Baik calon Bupati maupun Wakil Bupati dari Paslon 02 terlihat santai dan percaya diri dalam menjawab berbagai pertanyaan.
Kepiawaian mereka dalam membahas isu-isu krusial serta menyampaikan solusi-solusi nyata membuat publik yang menonton, baik secara langsung maupun di layar kaca, terkesan.
Sebaliknya, Paslon nomor urut 01 H Syah Afandin SH – Tio Rita Beru Surbakti tampak kurang solid.
Wakil calon Bupati beberapa kali terlihat memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan, menunjukkan ketidakselarasan dalam penyampaian materi.
Kepanikan juga mulai terlihat ketika calon Bupati dari Paslon 01 mulai meninggikan nada suaranya, seolah tak kuasa menahan emosi.
Hal ini memicu reaksi dari penonton yang menyaksikan, dengan sorakan dan tepuk tangan menggema di ruang debat.
Poling live yang ditampilkan di layar semakin memperjelas pandangan publik.
Dari 338 responden yang berpartisipasi dalam jajak pendapat, Paslon 02 meraih dukungan 84%, sementara Paslon 01 hanya mendapat 16%.
Hasil ini seolah menegaskan bahwa penampilan tenang dan terarah dari Paslon 02 lebih mampu memikat hati masyarakat Langkat.
Menutup sesi debat, Paslon 01 meminta publik untuk tidak memandang penampilan mereka saat ini sebagai kelemahan, dan mengajukan permohonan untuk diberi kesempatan lagi.
“Berilah kami kesempatan sekali lagi untuk membuktikan bahwa kami mampu membawa Langkat ke arah yang lebih baik,” ucap calon Bupati dari Paslon 01 dalam closing statement mereka, mencoba menarik simpati pemilih menjelang pemungutan suara.
(ema)
