PT Timah Perkuat Komitmen Pelestarian Lingkungan Melalui Program Konservasi Satwa

Pangkalpinang, Suaranusantara.online –

PT Timah terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pelestarian lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati di wilayah operasionalnya. Melalui program konservasi satwa, perusahaan ini fokus pada perlindungan dan rehabilitasi ekosistem alam yang tersebar di beberapa lokasi di Kepulauan Bangka Belitung dan Kundur Karimun.

Program Keanekaragaman Hayati (KEHATI) PT Timah dilaksanakan di berbagai wilayah operasional. Di Pulau Bangka, konservasi rusa sambar menjadi salah satu program unggulan yang dijalankan di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang serta di kantor pusat PT Timah. Selain itu, di Hutan Kota Mentok, PT Timah juga melaksanakan konservasi ikan endemik dan satwa liar, termasuk program coral garden dan artificial reef untuk menjaga ekosistem laut.

Sementara itu, di Pulau Belitung, konservasi rusa sambar dilaksanakan di Desa Burung Mandi, Belitung Timur. Di Pulau Kundur, PT Timah menjalankan konservasi satwa di Kundur Park, kawasan yang juga menjadi rumah bagi ikan endemik dan satwa liar lainnya.

PT Timah tak hanya bergerak sendiri dalam upaya ini. Bersama Alobi Foundation, perusahaan juga mengelola Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Air Jangkang untuk merehabilitasi satwa liar, menunjukkan peran aktif dalam menjaga kelestarian hewan di wilayah operasionalnya.

PT Timah berkomitmen untuk terus menjalankan berbagai inisiatif konservasi satwa, tidak hanya untuk melindungi hewan-hewan tersebut tetapi juga untuk menjaga ekosistem yang menjadi tempat hidup mereka,” ungkap Anggi Siahaan, Kepala Departemen Komunikasi Korporat PT Timah.

Selain program konservasi satwa, PT Timah juga secara konsisten melakukan reklamasi di lahan bekas tambang. Reklamasi ini mencakup penanaman kembali tumbuhan asli yang menjadi sumber makanan dan tempat berlindung bagi satwa, serta perbaikan ekosistem agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

Perusahaan berharap langkah-langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi satwa, tetapi juga bagi keseluruhan ekosistem lingkungan,” tambahnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *