Masyarakat Desa Bulunijuk Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Antusias

Bulunijuk, Senin, 16 September 2024 – Masyarakat Desa Bulunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan semarak. Perayaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini menjadi momentum penting bagi warga desa untuk berkumpul, berbagi, dan menjaga silaturahmi dalam suasana kekeluargaan.

Peringatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini diawali dengan tradisi nganggung, di mana warga Desa Bulunijuk membawa dulang berisi makanan menuju Masjid Al Muttaqin. Tradisi Sepintu Sedulang, yang menjadi bagian penting dari kebudayaan masyarakat Bangka Belitung, turut mewarnai perayaan ini. Dalam tradisi ini, warga bersama-sama mengantarkan hidangan sebagai simbol kebersamaan dan gotong royong.

Hotama Rasyid, salah satu warga Desa Bulunijuk, menyampaikan rasa syukurnya atas peringatan ini. “Alhamdulillah, hari ini kami di Desa Bulunijuk kembali merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini adalah tradisi yang dilaksanakan setahun sekali. Selain perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, acara Maulid Nabi SAW ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu, karena jarang dirayakan di banyak desa. Kami pun bersyukur bisa bertemu keluarga dan teman-teman dari jauh yang datang ke sini untuk merayakan bersama.”

Perayaan ini juga tak hanya berlangsung di Desa Bulunijuk, namun juga di desa tetangga seperti Desa Kemuje. Suasana meriah tampak dari lalu lalang kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, yang memenuhi jalan-jalan desa. Banyak rumah yang menggelar open house, sehingga masyarakat dapat saling berkunjung dan mempererat silaturahmi.

Setelah pandemi COVID-19 melanda, perayaan seperti ini sempat terhenti selama beberapa tahun. Warga mengaku sangat terbatas dalam berkumpul dan merayakan acara-acara besar akibat pembatasan sosial yang diberlakukan demi menekan penyebaran virus. Kini, dengan kondisi yang sudah membaik, masyarakat kembali bersyukur dapat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW secara normal. “Empat tahun kemarin kami tidak bisa berkumpul karena pandemi. Sekarang kami bersyukur bisa kembali merayakan bersama tanpa ada kekhawatiran seperti dulu,” tambah seorang warga.

Ibu Rohima, salah satu warga yang juga turut meramaikan acara, berharap agar tradisi ini terus dilestarikan setiap tahunnya. “Harapannya, acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini terus dilaksanakan. Kalau bisa, adat budaya Sepintu Sedulang juga diperluas ke desa-desa lain agar lebih banyak masyarakat yang ikut serta merayakan.”

Antusiasme masyarakat dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW terlihat jelas dari padatnya lalu lintas di jalan utama desa. Kendaraan yang memadati jalan membuat beberapa titik mengalami kemacetan. Namun, hal ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat setempat. “Setiap tahun pasti macet seperti ini saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini sudah menjadi hal yang biasa, karena banyak yang datang berkunjung ke rumah keluarga dan sahabat,” ujar Ibu Nur, seorang warga Desa Bulunijuk, saat diwawancarai.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Bulunijuk tak hanya menjadi momen religius, namun juga ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar warga dan keluarga yang tinggal jauh. Momen ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga tradisi dan kebersamaan di tengah kehidupan modern.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *