Maluku – Politik di Seram Bagian Timur (SBT) saat ini sedang berada dalam sorotan, terutama menjelang kontestasi politik 2024. Masyarakat di wilayah ini memandang politik dengan pandangan yang penuh keraguan, melihat visi dan misi kandidat sebagai sesuatu yang berjalan di atas kertas kosong—formalitas tanpa makna nyata. Paradigma ini muncul dari pengalaman dan pengamatan terhadap perilaku para elit penguasa yang sering kali menyimpang dari harapan.
Dalam konteks ini, demokrasi tidak lebih dari sekadar alat bagi kekuasaan, partai politik, dan kaum pemodal untuk mencapai tujuan mereka. Pemilihan umum, yang seharusnya menjadi ajang kompetisi sehat, kerap kali terkontaminasi oleh praktik money politics dan kecurangan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa demokrasi di SBT telah kehilangan esensinya.
Rifaha M. Kota Wasi, seorang pengamat lokal Dan juga jurnalis magang di suara Nusantara, menilai bahwa kontestasi politik 2024 di SBT akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci yang mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat. Di antaranya adalah
Kebutuhan dan Harapan Lokal Masyarakat SBT akan menilai kandidat berdasarkan seberapa besar perhatian mereka terhadap isu-isu lokal, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Kandidat yang mampu menawarkan solusi nyata untuk masalah ini akan mendapat dukungan lebih besar.
Kinerja dan Rekam Jejak Rekam jejak kandidat dalam pemerintahan, baik di tingkat lokal maupun nasional, akan menjadi pertimbangan penting. Masyarakat cenderung memilih calon yang memiliki catatan keberhasilan dan integritas.
Kedekatan dengan Tokoh Lokal Kandidat yang memiliki hubungan baik dengan tokoh atau komunitas lokal sering kali lebih mudah mendapatkan dukungan. Kedekatan ini bisa berupa jaringan sosial yang kuat atau kontribusi nyata bagi masyarakat setempat.
Program dan Visi Misi Masyarakat akan menilai seberapa relevan dan efektif program yang ditawarkan oleh kandidat. Visi dan misi yang mampu menjawab tantangan spesifik di SBT akan menjadi faktor penting dalam penilaian.
Stabilitas Sosial dan Ekonomi Kondisi sosial dan ekonomi di SBT akan mempengaruhi cara masyarakat menilai kontestasi politik. Kandidat yang menawarkan solusi untuk meningkatkan stabilitas sosial dan ekonomi akan lebih diperhitungkan.
Secara keseluruhan, masyarakat SBT akan memilih kandidat politik berdasarkan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan lokal dan mengatasi tantangan yang ada. Transparansi dan akuntabilitas juga akan menjadi kriteria penting dalam penilaian mereka. Salah memilih pemimpin dapat berujung pada konsekuensi sosial yang berat, dan ini menjadi salah satu kekhawatiran utama masyarakat SBT.
Melalui perspektif ini, dapat dilihat bahwa tantangan terbesar bagi kandidat politik di SBT adalah membuktikan bahwa visi dan misi mereka tidak hanya sekadar janji kosong, tetapi adalah komitmen nyata untuk memajukan daerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hanya dengan demikian, kepercayaan masyarakat dapat diraih kembali, dan demokrasi yang sehat dapat dijalankan.
Wartawan: magang,
M Rifaha kota wasi