Suaranusantara.online.-
SUMENEP
Dugaan intimidasi terhadap salah satu warga Desa Sase’il Kecamatan Sapeken oleh salah satu bidan yang bertugas di Postu Desa Pagarungan Besar inisial “Y” akhirnya dilaporkan kepihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep Senin, 15/07/2024
Berawal dari sambungan telepon seluler warga desa Sase’il inisial “A” menghubungi bidan desa sadulang berinisial “S” dengan nomor kontak 08523207XXXX pada hari minggu pagi jam 04:49 tanggal, 14/07/2024 dengan durasi 2menit 8 detik
Namun yang mengangkat telpon tersebut adalah bidan inisial “Y” dengan kalimat mengancam sehingga seseorang dibuat tidak nyaman dan merasa di intimidasi dan tidak semestinya kalimat tersebut disampaikan kepada masyarakat, mengingat dirinya sebagai abdi negara, (PNS).
Bidan “Y” akan menyutik mati “A” bila datang ke Sapeken atau ke tempat kerjanya apabila kepingin cepat mati.
“Sini kamu apabila pingin cepat mau mati, akan saya suntik mati kamu, dengan nada kurang bersahabat dan berulang kali disampaikan lalu ” Y” mengakhiri percakapan tersebut atau mematikan telponnya” Minggu, 14/07/2024
Sedangkan ‘A” bingung mendengar bahasa yang disampaikan “Y”, padahal dirinya tidak mempunyai kepentingan terhadapnya.
Dari ketidak nyamanan “A” terhadap apa yang disampaikan “Y” sehingga hal tersebut di sampaikan ke pihak Dinas Kesehatan Sumenep untuk memberikan pembinaan dan tidak main ancam atau mengintimidasi masyarakat.
Akibat ancaman atau intimidasi tersebut tentu saja dirinya beserta keluarga yang lain sangat tidak nyaman dan keselamatannya terancam .
“Jika saya kurang sehat atau keluarga saya yang lain sakit, saya sudah ragu untuk berobat ke puskesmas, saya hawatir ancaman bidan ” Y” betul – betul diujudkan, ungkap “A” di Dinas Kesehatan Sumenep”, Senin, 15/07/2024
Menanggapi hal tersebut Nur Syamsi bagian pembinaan kepegawayan akan segera secepatnya memanggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan.
” Laporan ini saya terima dan saya akan segera memanggil yang bersangkutan apa maksud yang di ucapkan itu, karena ini menyangkut keselamatan pasien, tegas Nur Syamsi ditempat kerjanya”
Sampai berita ini di terbitkan bidan inisial “S” dihubungi beberapa kali oleh awak media, memelalui telpon selulernya dalam keadaan berdering, akan tetapi tidak merespon bahkan merijek .
(Gusno)