Ilustrasi: HiMedik
Suaranusantara.online
KABUPATEN CIREBON – Meninggalnya Sanya (58) suami Hj. Kartini (53) pada hari Kamis,6 April 2023 sekira pukul 10.30 WIB warga Perumahan Vila Intan 2, Kelurahan Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengundang banyak warga bertanya-tanya. Pasalnya meninggalnya S berlangsung secara mendadak.
Bisa jadi kematian S diduga pengaruh mengkonsumsi obat kuat. Ditambah lagi lantaran ia diduga mengidap penyakit jantung.
Menurut sumber dari salah seorang yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, pada malam Jum’at S sebelum melakukan hubungan badan dengan istrinya K, diduga menenggak obat kuat (perangsan) terlebih dahulu. Namun sumber tidak menyebutkan jenis dan merk obat kuat apa yang dikonsumsi S.
“Niatnya mau melakukan sunah rosul kata sendirinya sih, ga taunya malah KO. Tadinya minum obat perangsang. Obat kuat supaya barangnya (kemaluannya S) tegang, ga taunya malah …..,” ujar sumber itu, Selasa (10/4/2023)
Sumber juga menceritakan kronologisnya sampai S menghembuskan nafas terakhirnya.
“Gejalanya saat berhubungan mendadak lemas. Terus mengeluarkan air mata. Terus ngorok sampai tidak sadarkan diri dan tidak bisa bangun lagi lalu tidak ada nafasnya lagi,” jelasnya.
Terkait kematian S, penulis mencoba merangkum dari berbagai sumber, seberapa bahayakah pengaruh obat kuat terhadap pengidap penyakit jantung.
Namun sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu gejala orang yang mempunyai penyakit jantung. Yaitu, di antaranya detak jantung tidak teratur.
Dikutip dari orami.co.id menyebutkan, jika detaknya keluar dari ritme normalnya atau menjadi berdebar dengan cepat. Ini bisa menjadi tanda, bahwa sedang mengalami masalah pada jantung.
Perubahan ritme jantung tidak boleh diabaikan, karena ketika jantung secara konsisten keluar dari ritme detaknya. Hal tersebut memerlukan intervensi medis untuk kembali ke ritme yang tepat.
Jika detak jantung tidak teratur disertai dengan pusing, terdapat tekanan pada dada, nyeri dada, atau pingsan, dapat dikonfirmasi bahwa serangan jantung sedang terjadi. Itulah beberapa ciri-ciri penyakit jantung yang tidak boleh diabaikan.
Disebutkan, fungsi tubuh semuanya bergantung pada detak jantung yang konsisten dan stabil untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan baik.
Sementara itu, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr Tuko Srimulyo SpJP mengatakan, obat kuat umumnya berbahan dasar tanaman obat.
Namun perlu diingat, obat kuat ada yang boleh dikonsumsi dan ada yang tidak boleh dikonsums.
Beberapa produk obat kuat yang telah melewati penelitian berstandar, memiliki efek kerja yang jelas.
“Namun ada juga yang tidak jelas cara kerjanya, sekedar kepercayaan turun temurun,” kata Tuko (Kompas.com, 10/9/2019).
Lebih lanjut, Tuko menjelaskan, seseorang yang memiliki penyakit jantung berisiko besar mengalami dampak buruk dari obat kuat.
Obat kuat dapat memacu kinerja jantung dan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan impuls listrik jantung.
“Mati karena obat kuat jarang terjadi, tapi bisa. Karena apa? Karena overdosis, atau karena sudah memiliki sakit jantung,” ujarnya.
Dikatakan Tuko, penderita sakit jantung tetap bisa melakukan seks dengan aman dan memakai obat kuat dengan aman, selama sudah melakukan konsultasi dengan dokter jantung.
Sependapat dengan hal tersebut praktisi dan akademisi kesehatan, Dr Ari Fachrial Syam SpDd-KGEH, menyatakan, bahwa perlu sekali pengguna obat kuat untuk melakukan cek isi obat kuat yang akan dikonsumsi.
(mrt/dari berbagai sumber)