Bitung, Suaranusantara.online/news- Situasi memprihatinkan terpantau dipasar Winenet pada Selasa 11/10-2022. Hal ini disebabkan hujan mengguyur kawasan pasar rakyat, dikelurahan Winenet II, Kec. Kecamatan Aertembaga.
Curah hujan yg intens mengakibatkan pedagang terpaksa menghentikan seluruh aktivitas perdagangan dibeberapa titik. Pedagang terpaksa menutup lapak dan kios, karena air hujan masuk membasahi kawasan pasar, hingga jalan pasar tergenang air.
Sesuai pemantauan, Hal ini disebabkan Atap bocor dan talang air tidak tertata, serta saluran pembuangan air dilokasi pasar amburadul.
” Curahan air masuk ditengah jalan pasar, akibatnya jalan sulit dilewati pembeli. Jangankan pembeli, pedagang saja kocar kacir cari selamat. Beruntung hujan sore hari, bukan disaat padat pembeli”. penjelasan disampaikan
Tamrin Bandu, ketua Komisariat Appsi Pasar Winenet.
Tamrin yang dikonfirmasi prihatin dengan kondisi ini, dan menuntut pengelola pasar yaitu Perumda Pasar Bitung proaktif. .
” kondisi ini sudah selalu terjadi. Fasilitas dan infrastruktur pasar sudah lama dikeluhkan pedagang kepada pengelola. Namun tidak ada realisasi perbaikan sama sekali” Tegas Tamrin.
Menurut Tamrin, selama ini pedagang merasa belum ada sentuhan perbaikan infrastruktur. Padahal tagihan jasa dan tagihan jasa pelayanan dan sewa kios serta lapak sudah berjalan.
” kemana dank itu uang pedagang selama ini, kalau untuk ganti seng dgn talang saja nda bisa?”. Jelasnya, ketika disinggung sumber dana perbaikan.
Dukungan sama juga disampaikan kiki pedagang pasar winenet lainnya. Yang terjadi selama ini hanya pedagang diminta membayar selaku. Sementara timbal balik untuk pedagang tidak ada.
“Pedagang sudah aktif membayar sejak januari, tapi perubahan tidak dirasakan”. Tegasnya.
” dorang pe pimpinan perusahaan so pernah ba lia itu kebocoran , sampe ba posting le dimedsos. Pencitraan kote (pimpinan pengelola sudah pernah janji perbaiki, tapi tidak ada realisasi, hanya pencitraan). Sesal Kiki.
“coba kwa beking akg kasana itu talang jo” (tolong diperbaiki talang air). Karena kasiank kalo ujang datang, pembeli dgn penjual pasti basah kuyub” (kalo hujan pasti pengunjung pasar basah). Kata kiki dengan kesal.
Banyak pedagang pasar winenet, pesimis dengan keberadaan BUMD sebagai pengelola. 1 tahun keberadaan BUMD pengelola pasar tidak mampu memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan infrastruktur. Jangankan kinerja pelayanan publik yg maksimal, bahkan untuk menyentuh kebutuhan dasar fasilitas pasar tidak terlihat.
H. Harsono Muhammad S.sos, Dir. Eksekutif Appsi Bitung mengaku kecewa. Menurutnya harapan pedagang sebenarnya sederhana dengan adanya BUMD diwilayah pasar. Selain memperjuangkan status lahan pasar, juga perbaiki pasar demi kepentingan pedagang.
” torang (pedagang) sejatinya positif terhadap keberadaan BUMD, sebagai pengelola. Supaya itu pasar yg so bertahun tahun nda ada perubahan mengalami perbaikan ” kata Harsono.
Namun situasi perubahan itu tidak kunjung datang. Padahal, menurut pedagang yg juga dosen di Stisipol Merdeka ini, uang pedagang sudah banyak yg masuk ke pengelola.
“Hampir 4 milyar tambah penyertaan modal, cukup besar dana pedagang dipengelola selama 1 tahun periode 2021-2022” tegas Harsono.
“kalu cuma tau ambe doi dipasar (kalau hanya menagih semata), apa beda dorang dengan tuan tanah ? “. Tanya Tokoh pedagang yg akrab dipanggil haji Sono.
Harsono berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap kinerja BUMD. Agar tujuan pemerintahan Bitung-Hebat bisa diwujudkan, sehingga slogan “buat mereka tersenyum” mampu diwujudkan BUMD diwilayah pasar rakyat.
Seperti diketahui, pedagang dipasar Winenet adalah salah satu sumber pendapatan terbesar BUMD. Harusnya dibarengi dan diimbangi dengan pelayanan dan perubahan infrastruktur secara maksimal. Agar aspek keadilan dalam penagihan jasa, bisa dinikmati pedagang. Kondisi pedagang sangat memprihatinkan, apalagi jika musim hujan tiba.
(Mirwan)